Allez Les Blues! Le Mans Menanti Pertarungan MotoGP™

Angkat pedang Anda dan bersiaplah untuk bertarung saat olahraga paling menarik di dunia ini mendarat di Bugatti Circuit.

Usai insiden di Portimao, COTA menawarkan peluang lebih dari pertemuan Juara Dunia bertahan, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) dan Juara dunia delapan kali, Marc Marquez (Gresini Racing MotoGP™). Namun sayang, itu tidak terjadi. Bagnaia tak menemukan kecepatannya, sementara Marquez berada pada limit. Pun begitu, Jerez menyuguhkan duel panas Pecco Vs Marc. Dua pembalap, dua pernyataan yang sangat berbeda dipertaruhkan, dan satu podium tertinggi. Itu adalah Clash of The Titans. Pertarungan musim ini, serta semua hal superlatif lainnya. Dan posisi teratas diduduki Bagnaia.

BENTROKAN TITAN

Setiap kali sang Juara Dunia bertahan tertatih-tatih, pertanyaan-pertanyaan tampaknya muncul dengan cepat, meski #1 tak pernah kehilangan jawabannya. Semuanya tampak ditulis untuk memberikan Marquez sebuah dongeng kepulangan, tetapi Bagnaia memiliki respons terhadap #93 yang tak dimiliki banyak orang. Dia melakukannya di Aragon pada 2021, ketika meraih kemenangan perdananya. Dan dia melakukannya lagi di Jerez. Pertama, keluarkan siku dan berusaha kembali memimpin. Kedua, membiarkan rival melewatinya sehingga dia bisa menyerang, memeras lap tercepat pada Lap 23, serta mempertahannya hingga garis finis. Itu sungguh manuver yang gemilang.

Kendati demikian, setelah mimpi buruk di Jerez 2020, ada hal indah yang dipetik Marquez dari kekalahan yang dialaminya. Podium dalam balapan kering pertama sejak 2022, dan yang pertama dengan motor Ducati. Jadi, jika Bagnaia menjawab beberapa pertanyaan di Jerez, maka Marquez juga menjawabnya. Terpancar jelas kegembiraan #93 saat kembali masuk dalam barisan depan. Apakah dia sudah siap memperebutkan kemenangan lagi? Itu pertanyaan yang harus dijawabnya sendiri. Juga jawaban kepada para fansnya. Kepada para pesaingnya. Kepada musuh-musuhnya. Itu sebabnya Marquez melakukan kepindahan terbesar dalam sejarah olahraga ini, dan membuahkan hasil. Dia memang berada pada peringkat keenam klasemen, tetapi terpaut 32 poin. Ditambah dia makin kencang. Jerez adalah lawan yang luar biasa bagi Bagnaia, namun Marquez tak mengemas delapan gelar juara dengan tidak pernah kalah. Dia memenanginya dengan mewajibkan rival-rivalnya tampil prima setiap akhir pekan balap.

KE DEPAN & KE ATAS

Jorge Martin (Prima Pramac Racing) masih memuncaki klasemen Kejuaraan. #89 kehilangan keunggulan dan peluang menang dari Bagnaia, membuat Martinator kini hanya unggul 17 poin. Pun demikian, Martin berpotensi menjauh lagi, yang mana diyakini bakal berupaya keras untuk membangunnya kembali di Le Mans. Dapatkah dia melakukannya? Le Mans sendiri tak pernah jadi lintasannya, tetapi Martin memimpin klasemen karena suatu alasan dan musim ini lebih disebabkan oleh peningkatan konsistensi ketimbang kecepatan eksplosif di setiap trek. Yang kemungkinan besar akan dimilikinya di banyak sirkuit yang akan datang.

Marco Bezzecchi (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) kembali naik podium di Jerez, sesuatu yang bisa menjadi kunci baginya setelah GP Spanyol yang lebih sulit musim lalu. Jelang balapan di Le Mans, trek yang dikuasainya pada 2023, Bez nampaknya bakal merasa jauh lebih siap untuk menggebrak dibandingkan ketika kesulitan dalam tes pramusim. Pertanyaannya sekarang, dapatkan pembalap Italia itu ikut memanaskan persaingan di barisan depan?

Pada motor Ducati yang lain, Alex Marquez (Gresini Racing MotoGP™) tengah gembira usai mengalahkan Enea Bastianini (Ducati Lenovo Team) untuk P4 di Jerez. Sementara itu, Franco Morbidelli (Prima Pramac Racing) sedang membangun kecepatannya, serta berhasrat mencetak hasil bagus akhir pekan ini. Tak berbeda jauh dengan Fabio Di Giannantonio (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) yang bersemangat untuk mendulang poin berharga, menyusul keberhasilannya rekan setimnya mengamankan finis tiga besar dalam GP Spanyol.

Time Schedule: French GP
Time Schedule: French GP

HIU DI DALAM AIR

Ada banyak hal yang perlu dibicarkan di KTM dan GASGAS. Yang pertama adalah rookie Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3). Podium Sprint di hadapan para pendukungnya lagi-lagi menandai sensasinya sejauh ini. Dia bahkan berpeluang mengulanginya pada balapan Minggu. Namun, kecelakaan besar saat Warm Up menjadi awal dari kesulitannya. Walau berjuang keras, #31 masih dapat mengemas sepuluh besar. Lantas, bagaimana dengan peluangnya di Le Mans? Musim lalu, ketika berlomba Moto2™, dia melakukan kesalahan, yang membuatnya marah dan menurut rekam jejaknya tidak mungkin terulang.

Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing) menginginkan akhir pekan yang lebih mulus setelah beberapa kali tersandung akhir-akhir ini. GP Spanyol menjadi saksi pembalap Afrika Selatan itu kembali memetik poin bagus. Namun, dia datang ke Le Mans bukan sekadar untuk itu. Binder di sini untuk kejayaan. Sedangkan bagi rekan setim Jack Miller (Red Bull KTM Factory Racing) , putaran GP Prancis menjadi kesempatan untuk menemukan kekuatan bertahan di depan. Serta bagi Augusto Fernandez (Red Bull GASGAS Tech3) adalah mencoba untuk mengulang performa gemilangnya saat mengklaim P4 tahun lalu.

SISINGKAN LENGAN BAJU?

Usai penampilan terbaiknya di COTA, Maverick Vinales (Aprilia Racing) menghadapi Jerez yang lebih tangguh. Kondisi dalam kualifikasi membuat Aprilia tertinggal. Ia juga (salah satu dari banyak) pembalap yang jatuh pada Sprint. Lalu, #12 dikalahkan oleh Miguel Oliveira (Trackhouse Racing) ketika balapan Minggu. Tetapi, GP Spanyol mungkin bukan patokan untuk menilai COTA sebagai gebrakannya. Kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi di trek-trek, seperti Catalunya, Silverstone, Misano, Phillip Island… dan Le Mans? Tidak akan mengejutkan melihat Vinales kembali mengeluarkan kartu asnya di Prancis. Dia tahu apa yang diperlukan untuk menang di venue ini, dan bagaimana mengatasi tekanan serius.

Sejauh ini, Aleix Espargaro (Aprilia Racing) menjalani musim yang lebih sulit. Le Mans menawarkan peluang baginya untuk bangkit. Situasinya sama dengan Trackhouse Racing. Oliveira pulang dari Jerez sebagai penunggang Aprilia teratas. Ia tentunya ingin melanjutkan pembuktiannya, sekaligus memberikan tekanan kepada pembalap pabrikan. Tandemnya, Raul Fernandez, juga menemukan beberapa hal positif di Jerez. Sang pembalap jelas bertekad meneruskan kinerja apiknya, sembari mengusung target menembus sepuluh besar dalam akhir pekan demi akhir pekan.

AMBISI PEMBALAP TUAN RUMAH

Jerez terbukti jalan terjal bagi Yamaha. Kendati ada kejutan, yang mana podium Sprint diggenggam Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP™). Sayangnya, penalti tekanan ban memaksa El Diablo turun ke P5. Kesulitan berlanjut pada balapan Minggu. Hanya satu poin yang dapat diselamatkan oleh #20, sementara rekan setim Alex Rins mendulang tiga poin.

Tentunya akan ada target standar dari pabrikan Iwata, yakni meningkatkan kecepatan M1, salah satunya dalam kualifikasi, serta mendapatkan posisi start yang lebih baik di grid sebagai titik awal. Le Mans yang merupakan balapan kandang Quartararo, pastinya bakal memompa semangat dan menambah motivasinya.

Beralih ke Honda, ada pembicaraan tentang arah baru pengembangan RC213V saat Tes Jerez. Harapannya tentu pabrikan Jepang dapat mulai bekerja keras dan melangkah maju. Adapun, sejumlah hal positif dipetik dari GP Spanyol. Joan Mir (Repsol Honda Team) finis sebagai pembalap Honda teratas di P12, mengungguli duo Yamaha. Meski begitu, Mir beserta Luca Marini, Takaaki Nakagami (Idemitsu Honda LCR) dan Johann Zarco (Castrol Honda LCR), berharap lebih di Le Mans. Terutama bagi Zarco. Setelah tersingkir saat Sprint, dia diyakini mengusung tekad memberikan pertunjukkan bagus untuk para pendukungnya.

Fans di Le Mans pasti akan membalasnya saat di tribune penonton bersiap menyambut kembalinya MotoGP™ di Bugatti Circuit. Ini adalah balapan klasik karena suatu alasan. Dengan tensi persaingan makin meningkat, selisih poin yang dekat, serta catatan menarik, Anda tentu tak ingin melewatkannya. Jadi, pastikan untuk menyaksikan Michelin® Grand Prix de France!