Gresini Racing MotoGP™ memiliki sejarah panjang, baik di dalam maupun di luar lintasan. Didirikan oleh mendiang Fausto Gresini, dua kali Juara Dunia 125cc, tim ini telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia balap motor.
Perjalanan Fausto Gresini di Grand Prix diawali sebagai pembalap kelas 125cc 1983. Kehadirannya langsung terasa dengan meraih kemenangan pertamanya semusim berikutnya. Namun, pada 1985, Gresini benar-benar menorehkan namanya dalam sejarah balap dengan merebut gelar Kejuaraan Dunia 125cc. Prestasi ini diikuti oleh posisi runner-up yang diperebutkan musim 1986. Gresini lalu membuat comeback luar biasa pada 1987, mengamankan titel Kejuaraan Dunia 125cc, setelah mengemas 10 kemenangan yang mengesankan.
Usai pensiun pada 1994, dengan total 21 kemenangan Grand Prix, Fausto Gresini beralih ke peran Manajer Tim, sekaligus membuka lembaran baru kariernya. Musim 1997, ia mendirikan tim Gresini Racing, menandai dimulainya era kesuksesan dalam manajemen tim. Tim ini mencapai level tertinggi pada 2001. Kala itu, pembalap Jepang, Daijiro Kato, membawa Gresini Racing raih gelar Kejuaraan Dunia pertama di kelas 250cc.
Keahlian manajerial Gresini terus bersinar saat tim mengamankan titel berikutnya, mencakup Toni Elias di Moto2™ 2010 dan Jorge Martin di Moto3™ 2018. Pada 2019, skuad berjaya dalam musim perdana FIM Enel MotoE™ World Cup bersama Matteo Ferrari.
Musim 2022, Gresini Racing sekali lagi menjadi pemenang Grand Prix di kelas premier. Enea Bastianini berhasil rebut podium tertinggi dalam balapan di bawah sorotan lampu Sirkuit Lusail, di putaran pembuka di GP Qatar. Itu terbukti menjadi malam yang penuh emosi ketika ‘La Bestia’ memeluk Nadia Padovani, Pemilik Tim Gresini Racing dan istri mendiang Fausto Gresini. Ini juga pertama kalinya seorang pembalap Gresini menang balapan MotoGP™ sejak Toni Elias mengalahkan Valentino Rossi di Estoril 2006.
Warisan kepemimpinan Fausto Gresini mungkin dicontohkan oleh fakta, bahwa timnya berkompetisi di ketiga kelas Kejuaraan Dunia FIM MotoGP™. Selain trofi dan gelar, Gresini Racing MotoGP™ dikenal karena rasa kekeluargaan dan persahabatannya. Kematiannya yang terlalu dini pada 2021 meninggalkan kekosongan dalam komunitas MotoGP™. Penghormatan pun mengalir dari para pembalap, kolega serta penggemar.
Tim ini sekarang berada di bawah asuhan Padovani. “Saya tidak pernah berpikir untuk menyerah, bahkan di masa-masa sulit, karena dorongan untuk menghormati Fausto selalu lebih kuat dari pada desakan untuk menyerahkan segalanya,” ucapnya kepada motogp.com. Gresini Racing tentu bangga dengan suasana kekeluargaannya, dengan anak-anak Nadia, Luca dan Lorenzo, juga banyak terlibat di balik layar.
Kini, skuad Gresini Racing menyambut anggota baru ke dalam keluarga mereka, dan tidak seperti pembalap lain yang pernah mereka miliki sebelumnya. Marc Marquez akan mengenakan seragam biru mulai 2024. Ia bakal membawa segudang pengalaman selama 16 musim penuh trofi di pentas Kejuaraan Dunia. Usai menghabiskan 11 tahun dengan Repsol Honda Team, ini akan menjadi perubahan besar bagi #93, yang harus beradaptasi dengan gaya kekeluargaan di tim Italia secepat mungkin.
Tak dapat disangkal, itu merupakan salah satu kepindahan pembalap paling menarik yang pernah disaksikan dalam olahraga ini. Juga tentunya akan menjadi tontonan yang wajib disaksikan sepanjang 2024. Dapatkah seorang pembalap yang dipuji sebagai salah satu yang terhebat dalam sejarah olahraga ini menemukan kembali dirinya dalam sebuah tim yang sudah kokoh memantapkan dirinya di paddock? Biarlah waktu yang menjawabnya.