Ronde 12 di Tissot Grand Prix Ceko tak hanya jadi panggung dominasi Marc Marquez (Ducati Lenovo Team), tetapi juga saksi sejarah #93 yang menjadi pembalap pabrikan Borgo Panigale pertama dengan torehan lima kemenangan Grand Prix beruntun.
Marc Marquez genggam podium tertinggi usai meredam Marco Bezzecchi (Aprilia Racing), sementara Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing) merayakan podium Grand Prix pertamanya musim ini bersama pabrikan oranye.
Berikut poin pembicaraan dari GP Ceko:
"Saya Ingin Balapan Minggu Depan"
Marc Marquez kembali menunjukkan kelasnya. Usai memenangi Sprint Brno, #93 melengkapinya dengan kemenangan Grand Prix pada akhir pekan lalu. Mengambil alih pimpinan lomba saat Lap 8, dan kemudian mengendalikan jalannya balapan, hingga akhirnya finis dengan keunggulan 1,753 detik atas Bezzecchi.
"Saya ingin balapan minggu depan karena kami berada dalam momen yang sangat bagus, tetapi penting untuk beristirahat dan memahami apa yang telah kami lakukan pada paruh pertama musim ini," ucap Marc Marquez.
"Memang benar, ini sangat bagus. Salah satu paruh pertama musim terbaik yang pernah saya alami dalam karier saya, sejak 2019, bisa dibilang. Sekarang kami berada dalam momen yang baik, tim bekerja dengan sangat baik, dan motornya juga bekerja dengan baik. Selain itu, saya mencoba mengendalikan insting saya dan tidak menyerang setiap lap. Saya hanya mencoba mengendalikan diri."
"Saya Rasa Telah Membuat Keputusan yang Tepat"
GP Ceko akan dikenang karena berbagai alasan, terutama dengan kembalinya Jorge Martin (Aprilia Racing). Akhir pekan yang emosional bagi rider #1, yang mengadakan konferensi pers pada Kamis lalu, mengonfirmasi dirinya tetap bertahan dengan pabrikan Noale untuk 2026. Martinator mencatatkan finis posisi ketujuh – sebuah hasil yang tentunya mengesankan dalam comeback-nya.
"Saya bersyukur berada di sini hari ini dan menyelesaikan balapan setelah akhir pekan yang sangat menegangkan karena, Anda tahu, itu benar-benar tidak terduga. Ada banyak perasaan sebelum saya balapan. Saya banyak menangis bersama keluarga saya di motorhome. Tepat ketika saya mengenakan baju balap, karena Anda semua tahu apa yang telah saya alami, itu sulit. Tapi ya, saya rasa itu baik untuk meredakan emosi itu dan kemudian fokus untuk balapan," tuturnya.
"Maksud saya, ya, saya rasa saya telah membuat keputusan yang tepat. Kita tidak akan pernah tahu, tapi maksud saya, saya bahagia di tempat saya sekarang. Saya tahu motornya benar-benar lengkap. Saya kompetitif, baik di dalam maupun di luar diri saya, tapi yang terpenting adalah saya merasa masih punya semangat dan bisa mencapai puncak."
"Saya Tahu Marc Sangat Kuat"
Marco Bezzecchi terus bersinar di Brno. Bekerja keras sepanjang akhir pekan dan berjuang untuk memimpin pada lap-lap awal GP Ceko. Setelah finis keempat dalam balapan Sprint, Bez lalu berhasil mengamankan posisi Grand Prix dengan raihan finis kedua.
"Secara keseluruhan, saya sangat senang dengan akhir pekan ini. Balapan hari ini fantastis. Saya bisa start dengan baik. Itulah rencana saya. Saya mulai memikirkan strategi saya dengan matang untuk mencoba menempatkan diri di posisi pertama sesegera mungkin agar ban depan terasa segar, karena trek ini selalu menuntut ban depan," paparnya.
"Saya mengambil risiko besar di beberapa lap pertama. Kemudian saya menemukan posisi yang tepat. Saya tahu Marc sangat kuat. Kami melihat kecepatannya sepanjang akhir pekan. Ketika dia menyalip saya, saya tidak terlalu panik. Saya mencoba mengejar, tetapi saya melihat dia sedikit lebih cepat.
"Dalam tiga atau empat lap terakhir, saya memiliki kecepatan dan ban yang tersisa untuk menghindari mereka dan finis di posisi kedua."
"Mari Kita Tunggu sampai Red Bull Ring"
Belum pernah balapan di Brno, baik itu dalam Grand Prix maupun di kelas mana pun, tetapi Pedro Acosta berhasil mengemas podium ganda. Itu berkat raihan finis kedua dalam Sprint dan posisi ketiga balapan Grand Prix. Jelas itu hasil yang positif bagi KTM. Namun, #37 mengingatkan untuk tetap fokus dalam meningkatkan performa jelang balapan kandang pabrikan oranye di GP Austria bulan depan.
"Tidak mudah, karena sekarang kita akan meninggalkan paruh pertama musim ini. Sekarang ada banyak persaingan di antara kami. Ketika Anda menempatkan dua karakter kuat seperti ini di meja yang sama untuk berbicara, terkadang mereka diam. Terkadang kami harus mendinginkan suasana dan memulai lagi," kata Acosta.
"Memang benar bahwa selama beberapa akhir pekan terakhir, kami telah menjadi lebih baik. Kami menjadi lebih konsisten dan secara konsisten berada dalam posisi lima besar. Kami harus terus seperti ini. Sekarang kami bisa memanfaatkan waktu istirahat ini. Mari kita tunggu sampai hal-hal baik datang pada motor (kami). Mari kita tunggu sampai Red Bull Ring."
"Saya Tidak Percaya Nasib Buruk"
Untuk tiga kali secara beruntun, Joan Mir (Honda HRC Castrol) tidak dapat melihat kibaran bendera finis. Usai tersingkir di Assen, kemudian terjatuh di Sachsenring, kesialan kembali dialami #36 ketika disenggol Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP) di Brno. Akibat insiden ini, #73 diganjar Long Lap Penalty yang harus dijalaninya di GP Austria. Kedua pembalap pun memberikan pendapat mereka tentang insiden tersebut, dengan Mir menawarkan perspektif yang berbeda.
"Saya tidak percaya pada nasib buruk. Saya pikir kami berada dalam situasi di mana kami bersaing dengan motor lain yang melaju 5-10 km/jam lebih cepat di lintasan lurus dibandingkan kami, dan pada akhirnya, Anda tiba di zona pengereman dengan performa yang lebih buruk daripada yang lain. Jadi, jika pembalap di belakang Anda sedikit lebih optimis daripada yang seharusnya, maka ini bisa terjadi," tutur Mir.
Sementara itu, Alex Marquez berkata: "Saya baru saja membuat kesalahan. Maksud saya, tikungan itu mungkin bukan tempat yang tepat (untuk menyalip). Saya tidak mencoba menyalipnya. Saya hanya mencoba melihat apakah itu tempat yang memungkinkan untuk menyalip. Lalu pada saat itu, saya lebih banyak berada di sisi dalam. Saya kehilangan kendali di depan, dan sayangnya, saya menyenggol Mir, dan dia juga terjatuh.
"Ini pengalaman untuk masa depan. Ini sesuatu yang perlu kami pelajari ketika memulai dari belakang, kami perlu sedikit lebih sabar," keluhnya.
"Masalahnya Benar-benar Mirip"
Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) mengklaim finis kelima dalam Sprint, dilanjutkan dengan raihan posisi keenam di GP Ceko. El Diablo masih berusaha menemukan cengkeraman dan kecepatan yang lebih baik, terutama pada lima lap pembuka. Di satu sisi, Quartararo tetap optimis sambil menunggu kedatangan mesin Yamaha V4.
"Lima lap pertama benar-benar rumit bagi kami. Kami kehilangan banyak cengkeraman. Kami memulai dengan set-up yang sangat berbeda pagi ini yang sangat saya sukai, dan saya pikir menyenangkan mengalaminya selama balapan. Tetapi masalahnya benar-benar mirip," ungkapnya.
"Saya tidak yakin karena saya bukan seorang engineer dan belum pernah mencoba V4, tetapi sepertinya Ducati punya satu, KTM satu lagi, dan Aprilia satu lagi. Dan apa yang saya lihat hari ini sama saja. Kami kehilangan hal yang sama dengan setiap motor lainnya. Jadi, saya pikir ini terkait dengan mesin."