Moto2 dan Moto3 telah menjadi dua topik yang hangat diperdebatkan akhir-akhir ini. Atau lebih tepatnya, menjadi pusat beberapa rumor menarik. Chief Sporting Officer MotoGP, Carlos Ezpeleta, bergabung dengan tim komentator saat sesi FP2 Moto2 di Motegi. Kehadirannya untuk membicarakan tentang masa depan kedua kategori tersebut.
"Saya pikir semua orang tahu betapa pentingnya Moto2 dan Moto3 bagi Kejuaraan Dunia dan mungkin wajar untuk mengulanginya lebih sering karena tampaknya ada banyak sekali rumor yang beredar," kata Ezpeleta. "Beberapa di antaranya membuat saya terkejut. Seperti, 'Wah, itu baru! Jarang sekali mendengar hal seperti itu.' Hal-hal seperti tidak balapan di setiap acara, balapan pada Sabtu... Maksud saya, sama sekali tidak berdasar.
"Kami terus-menerus menekankan, baik secara tertutup maupun kepada para penggemar, betapa pentingnya Moto2 dan Moto3, dan betapa berharganya mereka bagi Kejuaraan ini. Untuk memperkenalkan bintang-bintang masa depan kepada para penggemar dengan cepat juga. Moto2 dan Moto3 adalah, dan akan terus menjadi, bagian integral dari kejuaraan. Dalam MotoGP sebagai ekosistem, kami bangga mengatakan bahwa tidak ada properti balap motor lain yang berinvestasi sebanyak ini dalam piramida mereka, memastikan olahraga ini makin besar dan makin banyak anak-anak yang berlatih olahraga ini. Kami sangat bangga akan hal itu."
Akhir pekan balapan MotoGP sama dengan penuh aksi bagi fans. Itulah tujuan akhir yang besar dari semua yang telah digarap olahraga ini dalam beberapa tahun terakhir – dan sesuatu yang membuat Moto2 dan Moto3 smakin penting. Kualitas balapannya, bagi mereka yang sudah terobsesi dengan olahraga paling seru di dunia, juga membuktikannya sendiri.
"Moto2 tahun ini luar biasa, beberapa balapan menjadi yang terbaik dalam sejarah kelas ini,” imbuh Ezpeleta. "Moto3 hampir seperti jaminan aksi seru, dan sebagian besar penggemar MotoGP akan bangun pagi-pagi pada hari Minggu untuk menonton seluruh pertunjukan. Ini adalah akhir pekan penuh aksi dan hiburan, dan kami tidak berencana mengubahnya dengan cara apa pun. Tentu saja, ada beberapa hal yang akan terjadi di belakang pit box, beberapa pengaturan fisik di paddock, yang juga akan melibatkan investasi dalam fasilitas yang lebih baik dan setara untuk Moto2 dan Moto3 di lokasi. Namun, itu tidak akan mengubah apa yang dilihat penggemar di lintasan, perkembangan pembalap, dan melihat anak-anak ini masuk ke kejuaraan saat mereka berusia 17 atau 18 tahun dan terus menapaki tangga menuju kelas teratas. Itu akan terus ada.
"[…] Balapan MotoGP berlangsung 45 menit pada hari Minggu, dan bagi stasiun televisi, mitra, serta terutama para penggemar di rumah dan di lokasi, mereka menginginkan program lengkap yang dimulai dari Moto3 ke Moto2 hingga MotoGP, sehingga menjadi akhir pekan penuh hiburan. Itu sangat jelas."
Poin penting lainnya belakangan ini adalah perbincangan seputar gelar juara. Marc Marquez baru saja merengkuh titel Kejuaraan Dunia MotoGP ketujuhnya, dan olahraga ini berfokus pada hal itu – tujuh gelar juara di MotoGP. Hal itu tidak berarti titel 125cc dan Moto2 yang diraihnya dibatalkan atau dihapus.
"Kejuaraan Dunia adalah Kejuaraan Dunia, dan gelar juara dunia adalah gelar juara dunia," ujar Ezpeleta dengan lugas. "Semua titel yang telah diberikan akan tetap dihitung, hanya bagaimana Anda menyikapi kata-kata dan detailnya. Ada perubahan tren karena kejuaraan ini telah berkembang menjadi seperti sekarang, lebih besar dari sebelumnya dan lebih penting secara global, dibandingkan sebelumnya. Saat ini jelas bahwa para pembalap di Moto3, target utama mereka adalah mencapai MotoGP.
"Dulu, ada pembalap yang sangat sukses di satu kelas dan tidak pindah ke kelas dengan kapasitas (mesin) yang lebih besar, tetapi kenyataan sekarang tidak demikian. Sulit untuk menentukan tahun kapan hal itu berhenti. Kita masih memiliki Legenda MotoGP, dan mereka akan tetap menjadi Legenda MotoGP. Kami memiliki Hall of Fame yang baru untuk nama-nama terbesar di kelas premier olahraga ini. Namun, mereka tidak saling eksklusif.
"Sulit untuk menentukan tahun kapan hal itu berhenti. Kami terus memiliki Legenda MotoGP dan mereka akan tetap menjadi Legenda MotoGP. Kami memiliki Hall of Fame yang baru dibuat untuk nama-nama terbesar di kelas utama olahraga ini. Tapi keduanya tidak saling eksklusif."
Topik seputar gelar juara kembali dibahas saat membicarakan Road to MotoGP, dan piramida yang telah diinvestasikan oleh olahraga ini untuk memperluas akses secara global.
"Moto2 dan Moto3 bukan sekadar feeder class, melainkan Kejuaraan Dunia yang menjadi bagian dari Kejuaraan Dunia Grand Prix. Kelas-kelas lainnya, Talent Cup, ya, feeder class dan tidak memiliki tujuan komersial utama selain menjadi platform bagi para pembalap. Ada perbedaan yang sangat jelas antara Moto2 dan Moto3, serta seluruh Road to MotoGP," papar Ezpeleta.
"Ini adalah sesuatu yang terus kami perhatikan dan investasikan karena kami telah melakukan banyak hal di masa lalu. Pendekatan kami telah berubah sejak 15-20 tahun lalu, seperti, 'Ah, mari kita pilih anak terbaik dari tempat ini dan coba bantu pembalapnya sampai ke puncak…'. Tidak, saya pikir saat ini MotoGP telah berkembang cukup secara global sehingga strategi kami lebih seperti, ‘Oke, mari kita menjadi fasilitator dalam memastikan regulasi, teknologi, motor yang digunakan di setiap langkah terpadu untuk memberikan akses yang lebih baik dan kesempatan yang setara bagi anak-anak di seluruh dunia.
"Dengan Spanyol dan Italia, bukan berarti mereka terlahir lebih baik, tetapi karena lebih banyak anak muda yang berlatih olahraga ini lebih awal. Mereka berlatih lebih sering, cuacanya bagus, ada banyak sirkuit, banyak anak, dan itu berdampak pada anak-anak di seluruh dunia yang kurang beruntung atau harus pindah ke Spanyol atau Italia di usia yang sangat muda dan itu bukan yang kami inginkan. Ini adalah area fokus utama bagi kami, di mana kami berusaha untuk memperbaikinya, mencoba mengadakan sebanyak mungkin kejuaraan dengan motor yang tepat di seluruh dunia. Semoga jika semuanya berjalan lancar, di Moto3 atau Kejuaraan Dunia JuniorGP, ada kejuaraan regional yang mendukung kelas-kelas ini, dan anak-anak dapat tetap tinggal di rumah selama mungkin."
Lalu, bagaimana dengan masa depan di lintasan? Dengan perubahan besar yang diumumkan untuk musim 2027 di MotoGP seiring dengan kedatangan motor baru, Ezpeleta memberikan sedikit bocoran tentang pengumuman yang akan datang untuk kelas lain.
"Kami akan segera mengumumkan beberapa hal menarik sebelum akhir tahun. Bukan rahasia lagi bahwa kami telah mengamati perubahan dan evolusi khususnya di Moto3. Jika Anda melihat sekarang, lebih ke analisis matematis, dengan batasan usia baru dan seberapa tinggi (postur tubuh) anak-anak saat ini – kecuali saya – Anda dapat melihat ada pertimbangan yang harus dibuat untuk Moto3," ungkapnya.
"Saya kira kesenjangan antara Moto2 dan MotoGP mungkin sudah sesuai dengan yang kami inginkan, tetapi kesenjangan antara Moto2 dan Moto3 agak terlalu besar. Ada kabar menggembirakan yang akan datang. Targetnya adalah untuk membuat olahraga ini lebih besar, Moto3 dan Moto2 yang lebih baik, serta menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak di seluruh dunia – baik di paddock ini maupun di paddock lain di seluruh dunia dalam seri nasional. Kami sangat mempertimbangkan hal itu. Seiring kami berinvestasi di MotoGP dan olahraga ini, serta membesarkan bintang-bintang MotoGP, kami juga akan terus berinvestasi di kelas-kelas lain agar kehadiran mereka di paddock lebih baik, agar lebih setara, dan meningkatkan standar di seluruh kejuaraan Grand Prix.
"Kami menantikan tiga kelas lagi dalam kejuaraan Grand Prix, tiga kelas balapan yang hebat, standar tinggi, dan motorsport terbaik yang ada. Kami sama sekali tidak mempertimbangkan untuk mengurangi Moto2 dan Moto3, apalagi menyingkirkan gelar juara dunia seseorang, atau Moto2 dan Moto3 tidak balapan di hari atau akhir pekan yang sama dengan MotoGP," pungkas Ezpeleta.