Di tengah debrief Marc Marquez pada hari kedua Tes Buriram lalu, banyak yang mendengar gemuruh lembut musik Jaws. Bahkan sebelum balapan dimulai, catatan waktu menunjukkan bahwa #93 itu sudah menjadi pembalap yang harus dikalahkan pada 2025. Begitu lampu padam di GP Thailand, ia pun benar-benar menjelma sebagai pembalap yang harus dikalahkan.
Sebaliknya, 2025 adalah musim yang jauh lebih sulit bagi dua pembalap yang bertarung memperebutkan gelar juara 2024, yakni Pecco Bagnaia dan Jorge Martin yang berstatus Juara Dunia bertahan. Tentu saja, kesulitan yang dialami keduanya memiliki dampaknya sendiri. Namun, pada awalnya, Marquez seolah-olah kembali ke masa lalu dan tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Hanya dua pembalap yang pernah mengalahkan Marquez dalam kondisi normal dan kering, yaitu Alex Rins dan Maverick Vinales. Ada nama lain yang sebenarnya pernah menantang #93 pada tahun debutnya sebagai rookie MotoGP, yakni Fabio Quartararo. Masalahnya, El Diablo tak memiliki proyek yang siap untuk bersaing dan melawan Marquez yang dibekali motor paling dominan saat ini. Jadi, boleh dibilang, hampir tidak ada pembalap di grid yang pernah berhadapan langsung dengan Marc Marquez dan mengalahkannya.
Laju kencang #93 bukannya serba mulus. Ia sempat tersendat di Circuit of The Americas (COTA). Usai aksinya di grid start, ia membuat kesalahan yang berujung dengan kegagalan finis. Lalu, di Jerez, kesalahan lain membuatnya terjatuh, dan Alex Marquez raih kemenangan perdananya di Grand Prix MotoGP. Sedangkan di Le Mans, Prancis, Marquez tak membuat keputusan yang tepat saat menghadapi balapan kondisi basah-kering. Alhasil, ia harus puas finis kedua, di belakang Johann Zarco yang mengukir sejarah dalam GP Prancis.
Kemudian, di Silverstone, Marc Marquez terjatuh. Sebelumnya, sang adik Alex Marquez mengalami kecelakaan di tikungan pertama. Bendera merah lalu dikibarkan menyusul tumpahan oli dari insiden Franco Morbidelli dan wildcard Aleix Espargaro. Berjuang sekuat tenaga, #93 pada akhirnya finis di belakang sang pemenang Marco Bezzecchi – yang memanfaatkan tersingkirnya Quartararo karena masalah teknis – serta Zarco yang mengamankan podium kedua.
Marquez lalu menyapu bersih Aragon. Ia kemudian terus melaju kencang di Mugello. Sempat dihadapkan tantangan dari Bezzecchi di Balaton Park, tetapi #93 mampu meredamnya. Bergeser ke Catalunya, nama lain bergabung dengan klub eksklusif pembalap yang pernah mengalahkan dan mengungguli Marc Marquez secara langsung, yakni Alex Marquez. Pun demikian, Marquez kembali mengeklaim kemenangan di Misano. Titel dikunci #93 di Motegi. Finis kedua sudah cukup baginya untuk merasakan lagi mahkota juara MotoGP.
Dan kemudian datanglah Indonesia. Bezzecchi tampak memiliki kecepatan untuk menyalip lawan – sedemikian rupa sehingga pembalap #72 itu membuat kesalahan fatal di awal balapan. Kontak dengan Marquez menyebabkan keduanya tergelincir ke gravel. Bezzecchi sepertinya tak menyangka rivalnya yang berada di depannya akan melaju lebih lambat. Namun, pada hari itu, #93 memang lebih lambat. Dimulailah lagi babak baru dalam comeback pascacedera bagi Marc Marquez.
Benang merah dari tiga bab kisah Marc Marquez adalah estafet yang diteruskan dari satu pembalap ke pembalap lain saat dirinya terus melaju. Bukan tak terkalahkan, tetapi menjadi tolok ukut, dan setelah lima tahun absen dari persaingan gelar.
Hari ketika ia merengkuh titel di Motegi, Marquez telah menjalani lima operasi pada lengan kanan dan bahunya sejak terakhir kali menjadi Juara Dunia MotoGP pada 2019 – selama periode itu, ia absen dari 30 balapan. Marquez juga telah mengalami 108 kecelakaan sejak terakhir kali menjadi Juara Dunia MotoGP pada 2019.
Marc Marquez kini menjadi pembalap dengan penantian terlama di Kejuaraan Dunia MotoGP, yaitu enam tahun. Jeda terpanjang sebelumnya dipegang oleh Casey Stoner, yang berjarak empat tahun antara gelarnya pada 2007 (Ducati) dan 2011 (Honda).
Kisah #93 adalah salah satu prestasi terhebat yang tercatat dalam sejarah olahraga – bukan hanya untuk bangkit, namun menjadikan dirinya sebagai tolok ukur sekali lagi. Kini, tantangan sesungguhnya dimulai bagi yang lain saat 2026 mendekat. Marc Marquez telah menjalani satu operasi lagi dan harus melakukan pemulihan cedera, sementara para pesaingnya siap untuk kembali beraksi dan mencoba lagi.
Sampai jumpa di Sepang untuk tes resmi pramusim 2026. Marc Marquez dipastikan kembali ke lintasan, dan tantangan untuk mengalahkannya dimulai lagi.