Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Team, Fabio Quartararo, menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang kuat musim ini. Setelah periode yang penuh tantangan, El Diablo kembali ke performa terbaiknya dengan pole position beruntun dan podium di Jerez.
Kini, seiring peningkatan momentumnya, ia pun bertekad membawa kecepatan itu ke Grand Prix Inggris. Di balik layar, pendekatan Quartararo yang cerdas dan disiplin dalam latihanlah yang membantunya kembali ke barisan depan.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Muscle & Fitness, sang pembalap mengungkapkan tentang perjalanannya dari gairah masa kecil, hingga kesuksesan profesional. "Ayah saya dulu balapan dan saya mulai saat saya berusia 4 tahun," tuturnya.
"Awalnya, saya hanya bermain-main dengan motor dan kemudian perlahan-lahan saya mulai sangat menyukainya. Itu menjadi gairah saya," imbuh Quartararo.
BACA JUGA:
Yamaha Ingin Siap Wildcard dengan Mesin V4
Semangat itu dengan cepat berubah menjadi kesuksesan. Pada usia 14 tahun, ia telah mengukir namanya sendiri dengan memenangi kejuaraan Spanyol dua kali berturut-turut. "Pada saat itu, saya berkata, 'Oke, saya punya potensi besar untuk benar-benar berada di tempat yang saya inginkan, yakni Kejuaraan Dunia'," tandasnya.
Persiapan fisik Quartararo sama sempurnanya dengan teknik membalapnya. MotoGP memberikan tuntutan unik pada tubuh, dan #20 berlatih dengan presisi untuk memenuhinya. "Semua orang pada dasarnya melatih tubuh bagian atas di pusat kebugaran dan komponen kardio untuk kaki," ucapnya.
"Ini latihan yang sangat spesifik. Berat badan saya tidak perlu terlalu berat, jadi ini tentang menjadi yang terkuat dengan beban yang seringan mungkin," terang Quartararo.
Tak ada dua akhir pekan balapan yang sama, dan Quartararo menyesuaikan latihannya sesuai dengan itu. Beberapa sirkuit lebih condong ke satu arah daripada yang lain, sehingga lebih membebani kelompok otot tertentu. Setiap tujuan menghadirkan tantangan baru, yang menuntut pendekatan latihan yang baru.
"Ada beberapa tempat di mana Anda akan sering berbelok ke kiri, jadi trisep dan tubuh bagian atas Anda harus siap. Namun, inti dan trisep adalah sesuatu yang harus banyak kami latih untuk semua lintasan," jelasnya.
Selama ini, ketahanan adalah kuncinya. Quartararo telah menjalani 11 operasi dan patah tulang pergelangan tangan yang parah sepanjang kariernya sejauh ini. Tetapi ia tidak pernah membiarkan cedera menghambatnya terlalu lama.
"Jika Anda pulih dengan sangat baik dan melakukannya dengan cara sebaik mungkin, itu tidak benar-benar memengaruhi Anda dalam jangka panjang. Sejujurnya, itu tidak benar-benar memengaruhi latihan saya," ujarnya.
Meski disiplin adalah kuncinya, Quartararo dan ahli gizinya masih mengizinkannya untuk sesekali makan es krim, sesuatu yang menurutnya juga penting untuk menjaga ketajaman mentalnya.
"Ahli gizi saya juga memberi saya kebebasan itu karena itu baik untuk mental saya. Jadi saya bisa bersantai dan tidak harus selalu dalam kondisi prima 100%," pungkas El Diablo.