Poin Pembicaraan: Bezzecchi Persembahkan Kemenangan untuk Aprilia

Selami topik-topik terhangat dari GP Inggris yang dramatis di Silverstone.

Tissot Grand Prix Inggris Raya menyuguhkan drama tak terlupakan. Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) mengeklaim kemenangan MotoGP pertamanya untuk Aprilia, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) gagal finis karena masalah teknis, dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) terjatuh.

Kibaran bendera merah menambah drama, menyuguhkan balapan penuh kejutan. Saat paddock meninggalkan Silverstone, banyak alur cerita muncul, di dalam dan luar lintasan. Jadi, mari kita lihat lebih dekat topik pembicaraan utama dari akhir pekan Ronde 7: 

Bukan Periode Mudah Aprilia

Bezzecchi tampil brilian dengan comeback dari posisi start ke-10 dan meraih finis pertama. Mengambil alih pimpinan lomba setelah tersingkirnya Quartararo, pembalap Italia itu mempertahankan keunggulannya hingga garis finis. Bez pun jadi pemenang ke-11 berbeda secara beruntun di Silverstone sejak 2013.

"Saya bangga, saya senang. Namun, saya pikir seluruh pabrikan harus bangga. Seperti yang sudah saya katakan berkali-kali, itu bukan periode yang mudah bagi mereka dengan cederanya Jorge (Martin), yang, saya tidak ingin mengatakan pembalap utama, tetapi dia hampir menjadi, karena dia adalah Juara Dunia. Itu bukan awal yang mudah bagi mereka. Saya hanya berusaha bekerja semaksimal mungkin untuk memberi mereka apa yang pantas mereka dapatkan," ucapnya.

Pembuktian Aprilia

Ini adalah periode yang sibuk bagi Aprilia. Jorge Martin (Aprilia Racing) masih dalam pemulihan cedera. CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, yakin bahwa GP Inggris adalah langkah positif bagi pabrikan Noale, sekaligus membuktikan motor RS-GP bisa memenangi Grand Prix. Ia menyampaikan harapan dan rasa hormatnya kepada Martinator.

"Pertama-tama, kami membuktikan kepada diri kami sendiri. Karena ketika Anda melewati masa yang cukup sulit, mungkin Anda mulai meragukan bahwa Anda tidak mengikuti jalan yang benar, karena di Noale orang-orang bekerja keras siang dan malam," kata Rivola.

"Hari ini kami membuktikan bahwa motor kamis bisa menang, tetapi kami perlu melakukannya lebih banyak lagi. Kami tidak bisa berkata lebih dari itu. Satu-satunya hal yang saya rasakan terhadapnya adalah ketika Anda seorang pembalap, ketika Anda adalah atlet yang hebat dan Anda menghabiskan sebagian besar waktu Anda di tempat tidur, di rumah sakit menderita, tidak seorang pun dapat mengetahui seberapa cepat waktu yang buruk itu berlalu. Jadi saya pikir ini adalah sesuatu yang harus kita hormati," imbuhnya.

Podium Back-to-Back Zarco

Johann Zarco (Castrol Honda LCR) mengemas raihan finis kedua. Mengamankan 20 poin tambahan dalam klasemen Kejuaraan, sekaligus mempersembahkan podium beruntun bagi pabrikan Jepang. Apa yang dipetik Zarco merupakan hasil dari keputusan beraninya memilih ban depan soft.

"Ada momen penting karena ban depan soft saya memberi saya cukup kepercayaan diri untuk menyalip pembalap lain. Ketika Bez menyalip saya, saya tahu ia akan menjadi sangat cepat karena ia cepat kemarin saat Sprint," ujarnya.

"Saya mencoba untuk tetap bersamanya selama mungkin karena ia akan memiliki kecepatan yang baik, dan mencoba untuk menghemat ban. Kemudian kami naik podium, Fabio mendapat masalah teknis. Dari sana, saya bahkan berpikir mungkin saya bisa meraih kemenangan. Mungkin Bez akan kesulitan dengan ban bekas, tetapi tidak. Ia tetap konsisten," lanjut Zarco.

Keberuntungan Marquez

Marc Marquez mengalami momen jatuh bangun di Silverstone. Terjatuh dari posisi terdepan sebelum bendera merah dikibarkan karena tumpahan oli di trek. Setelah terjatuh, #93 memulai kembali balapan dengan motor keduanya, berjuang dengan ban depan medium. Pada akhirnya, pembalap Ducati itu memetik finis ketiga usai menaklukkan Franco Morbidelli (Pertamina Enduro VR46 Racing Team).

"Keluarga Marquez adalah keluarga yang paling beruntung. Memang benar kami berdua melakukan kesalahan pada start pertama. Namun, berbicara tentang kesalahan saya, saya cukup marah karena feeling saat start pertama sungguh luar biasa. Saya tidak tahu mengapa, tetapi kami mengganti ban saat restart. Kami mengganti motor," ucap Marc Marquez.

"Feeling saat start kedua sungguh bencana. Saya membuat kesalahan lagi saat kehilangan posisi. Kemudian saya mencoba meminimalkan drama. Saya mencoba meminimalkan masalah. Saat saya melihat bahwa saya berada di depan Alex (Marquez) dan Pecco (Bagnaia), saya memutuskan untuk tetap berada di motor dan menyelesaikan balapan," tuturnya.

Patah Hati Quartararo

GP Inggris berakhir dengan pil pahit bagi Fabio Quartararo. Melesat kencang dan memimpin jauh di posisi terdepan, tetapi pada Lap 12, terjadi bencana. Ia mengalami masalah teknis rear ride-height device. Merenungkan insiden itu, El Diablo berbicara tentang balapan dan emosi yang terjadi setelahnya.

"Ya, Menyedihkan. Saya tahu ban medium jelas bukan pilihan bagi kami, karena kemarin, kami finis cukup baik di bagian depan, tetapi kesulitan di bagian belakang. Jadi, saya tahu untuk melaju cepat hari ini, saya harus mengerem dengan sangat keras, dan inilah yang saya lakukan sejak lap pertama, mengerem sangat terlambat. Jadi saya tidak banyak menggunakan ban belakang, dan seperti ini kami berhasil melakukannya dengan sangat, sangat baik," papar Quartararo.

"Karena Bezzecchi pada satu lap menyalip saya 0,3 atau 0,4 detik, dan pada lap berikutnya, saya bisa merespons dan bisa melaju dengan sangat baik. Namun, ya, kami mengalami masalah dengan perangkat yang tetap terkunci di bagian belakang.

"Sangat disayangkan, karena saya sudah lama tidak merasa sebaik itu, dan semuanya terkendali."

Problem Pecco Masih Berlanjut

Francesco Bagnaia mengalami akhir pekan yang sulit lagi. Hanya finis keenam dalam Sprint, meski mengamankan start front row untuk Grand Prix. Tetapi, penampilannya pada Minggu berubah dengan cepat saat ia turun posisi ke urutan ke-13 pada Lap 4 saat restart.

"Kami berhenti saat bendera merah dikibarkan, kami hanya mengganti ban belakang dan memasang yang baru. Dan sejak saat itu, tidak ada yang berhasil lagi. Saya sliding dan spinning di mana-mana. Tidak ada traksi. Semua orang menyalip saya. Saya kehilangan grip belakang di Tikungan 9, melebar. Kemudian memasuki Tikungan 7, saya hanya mencoba untuk mencondongkan badan, dan saya kehilangan grip belakang, lalu saya terjatuh. Jadi, ini sudah menjadi situasi yang sulit, tetapi dengan masalah seperti ini, situasinya menjadi lebih buruk," keluh Pecco.

#73 Jatuh Bangun

Situasi tak berbeda jauh dialami Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP). Melesat kencang, namun ia terjatuh di Tikungan 1. Untungnya, bendera merah memungkinkannya untuk memulai kembali balapan. Ini memberinya kesempatan kedua untuk memperjuangkan poin klasemen Kejuaraan yang berharga. Ia bangkit dan finis kelima.

"Saya pikir dalam balapan ini saya menyerang agak terlambat, karena dalam tiga lap terakhir, saya memiliki feeling yang baik, traksi yang baik, dan saya berkata, 'Oke, saya melaju'. Namun, saya kehilangan banyak waktu dengan Jack (Miller), bahwa ia mempertahankan posisinya, yang merupakan hal yang wajar. Saya hanya berusaha untuk melaju. Jadi dengan satu atau dua lap lagi, saya mampu bersaing dengan Marc dan Morbidelli," terangnya.

Perjuangan Franky

Franco Morbidelli (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) mengakhiri akhir pekannya dengan penampilan yang mengesankan, bersaing ketat dengan Marc Marquez untuk memperebutkan posisi podium terakhir. Itu menandai berakhirnya hari yang dramatis, yang dimulai dengan tabrakan awal yang melibatkan Aleix Espargaro (Honda HRC Test Team) pada start pertama. Namun, setelah restart, pebalap #21 itu finis di urutan keempat, menghilangkan banyak hal positif dari hari Minggu.

"Itu adalah balapan yang luar biasa. Itu adalah akhir pekan yang luar biasa. Segalanya terjadi, tetapi kami terus bekerja. Kami terus berusaha untuk beradaptasi. Kami terus percaya. Setelah balapan dimulai, setelah kecelakaan, setelah penalti, memulai dari posisi ke-13, sungguh luar biasa memiliki kesempatan untuk memperebutkan podium dan gagal hanya dalam waktu 17 milidetik," kata Morbidelli.

Perihal insiden dengan Aleix Espargaro (Honda HRC Test Team) di chicane Vale pada lap pertama, Morbidelli menjelaskan: "Kali ini, dia mengambil risiko dan menabrak saya. Kecelakaannya parah. Saya kesakitan. Saya tidak tahu apakah ada yang patah, tetapi saya mengambil sisi positif dari hari ini, yaitu penampilan luar biasa yang kami tunjukkan."

Ronde 8 akan digelar di GP Aragon pada 6-8 Juni mendatang. Nantikan!

DISKON 25%

Tonton musim 2025 dengan MotoGP™ VideoPass dan nikmati setiap aksinya

Langganan sekarang!
Dapatkan Newsletter Resmi MotoGP™!
Buat akun sekarang untuk mengakses konten video, laporan hasil balapan, hingga Newsletter MotoGP™ serta informasi menarik lainnya.