Poin Pembicaraan GP Belanda: Kegemilangan Marco Bezzecchi

Mulai dari tonggak pencapaian, performa yang memikat hati fans, hingga aksi serta drama yang melibatkan penantang gelar juara di The Cathedral of Speed.

Marc Marquez (Ducati Lenovo Team) menorehkan kemenangan MotoGP yang ke-68, menyamai jumlah kemenangan Giacomo Agostini. Akhir pekan Motul Grand Prix Belanda juga menyuguhkan Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) yang memburu  #93, sebelum akhirnya kalah dengan selisih 0,635 detik.

Sedangkan posisi ketiga diamankan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), sebaliknya Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP) mengalami kecelakaan dan patah tulang jari telunjuk kiri.

Saat paddock meninggalkan Assen, simak beberapa topik pembahasan terhangat dari Ronde 10. Selengkapnya di bawah ini:

Bukan yang Tercepat

Hari yang luar biasa bagi Marc Marquez. Kemenangan di GP Belanda makin terasa menggembirakan lantaran #93 menyamai Legenda MotoGP, Giacomo Agostini, yakni membubuhkan 68 kemenangan di kelas utama. Namun, emosi bercampur aduk pada diri bintang Ducati itu. Adiknya, Alex Marquez, mengalami kecelakaan.

"Tahun ini sepertinya kami menang di sirkuit yang lebih sulit bagi kami, dan kami membuat beberapa kesalahan di sirkuit favorit saya. Selain itu, saya sangat senang karena saya percaya bahwa, sejujurnya, hari ini, saya bukan yang tercepat di sana, tetapi saya mampu mengendalikan balapan. Saya sangat senang karena ini adalah awal yang sangat sulit di akhir pekan. Namun, saya tidak 100% senang karena ayah saya baru saja memberi tahu saya bahwa Alex cedera," ucap Marc Marquez.

"Hari ini, saya bertahan dari Marco dengan cara sebaik mungkin. Saya tahu mereka lebih cepat di Tikungan 11 dan 12. Itu adalah area tercepat, dan tikungannya sangat sempit. Jadi, jika Anda berada di racing line yang bagus, mereka tidak dapat menyerang Anda. Saya hanya kuat di titik pengereman, jadi saya mampu bertahan dengan baik.

"Semua pembalap ingin menang, tetapi masalahnya hanya satu yang mampu menang."

Podium Ganda Bez

Bezzecchi tampil gemilang. Setelah finis ketiga dalam Sprint Assen, pembalap Italia itu menunjukkan kecepatan yang luar biasa saat GP Belanda. Kendati telah berusaha sekuat tenaga, Bez tak mampu mengganggu ritme Marc Marquez, dan akhirnya finis kedua.

"Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali saya naik podium ganda pada hari Sabtu dan Minggu. Saya sangat senang. Akhirnya, kualifikasi yang lumayan, lalu naik podium kemarin dan naik podium hari ini. Sangat senang. Pertama-tama, saya sangat senang dengan balapan hari ini karena saya selalu dekat dengan Marc. Sejujurnya, saya sama sekali tidak menyangka, tetapi ketika saya berada di sana, saya berkata, 'Mengapa tidak? Mengapa tidak mencoba untuk tetap dekat dengannya?'," tuturnya.

Terjadi insiden kecil yang mengundang tawa ketika Bezzecchi terjatuh setelah melintasi garis finis. "Saya melihat seorang Marshal membawa bendera Italia, dan saya ingin mengambil bendera itu. Ketika saya berhenti, saya berusaha mengambil bendera itu, tetapi saya melihat bendera itu penuh dengan tanda tangan, dan saya tidak ingin mencuri bendera yang penuh dengan tanda tangan dari Marshal itu. Saya kehilangan konsentrasi dan kehilangan keseimbangan, lalu jatuh. Untungnya, motor saya tetap menyala, dan Marshal itu membantu saya untuk memulai lagi, dan saya mengembalikan bendera itu," kata Bez.

Bagnaia Ambil Sisi Positif

Francesco Bagnaia melewati garis finis untuk posisi ketiga, mengklaim podium lainnya saat ia terus mencari langkah berikutnya guna peningkatan performanya di atas motor Desmosedici GP25. Ia meyakini, bahwa kecepatannya sudah ada, dan dirinya hanya perlu menemukan kecepatan lebih jauh di tengah balapan untuk menyelesaikan langkah berikutnya.

"Saya merasa bahwa untuk pertama kalinya musim ini, kecepatan saya adalah yang terkuat selama akhir pekan. Sepanjang akhir pekan, kecepatan saya adalah salah satu yang terkuat bersama kecepatan Marco, tetapi kemudian dalam balapan, saya finis di tempat yang sama seperti biasanya. Saya berjuang kurang lebih selalu dengan cara yang sama. Saya di sana berjuang. Saya bisa berjuang dan menyerang pada ap pertama, tetapi kemudian saya merasa seperti sedikit penurunan yang merugikan saya di tengah balapan, dan kemudian saya bisa menjadi cepat lagi," paparnya.

"Bagaimanapun, Marc melakukan pekerjaan fantastis dengan motor ini. Saya makin kesulitan menemukan keseimbangan pada motor ini, mengingat motor tahun lalu juga demikian. Saya hanya kesulitan, tetapi kami terus berusaha. Untuk akhir pekan kedua berturut-turut, saya cukup cepat untuk bertarung dan menyerang pada lap pertama. Kami hanya perlu mengambil sisi positif dari akhir pekan ini," imbuh Bagnaia.

Vinales Sudah Maksimal

Maverick Vinales (Red Bull KTM Tech3) tampil solid bersama KTM. Top Gun melaju ke P5. Ia finis di belakang Pedro Acosta, memastikan tiga motor RC16 finis dalam sepuluh besar di Assen. Membahas feeling terhadap tunggangannya, Vinales terus mencari kemajuan lebih jauh pada tahap akhir balapan.

"Saya cukup senang, tentu saja, saya masih harus banyak belajar dengan motor ini. Saya memiliki ritme yang sangat bagus dari Lap 10 hingga Lap 17. Saya bisa melaju cukup cepat, dan saya bisa melihat para pembalap di depan tidak mau kalah. Namun, ban belakang saya mengalami penurunan yang sangat besar, jadi saya tidak dapat memacu lebih jauh. Saya mencoba, tetapi tidak berhasil. Anda tahu, terkadang Anda perlu menerimanya, dan hari ini adalah salah satu hari di mana saya tidak memiliki apa pun yang tersisa dalam lima lap terakhir!”, tukasnya.

Pecah Telur

Somkiat Chantra (IDEMITSU Honda LCR) mengukir sejarah di GP Belanda. Sang rookie berhasil finis P15, mengemas poin pertamanya dalam kelas MotoGP. Sudah tentu, itu jadi momen tak terlupakan bagi Chantra. Merenungkan hari yang emosional, ia menyampaikan pemikirannya saat berupaya membawa momentum ke Sachsenring.

"Saya sangat senang bisa mendapatkan poin pertama saya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Aleix (Espargaro), karena saya berada di belakangnya selama beberapa lap, dan dia berusaha mengajari saya banyak hal saat saya berada di belakangnya. Saya mengubah gaya berkendara dan titik pengereman saya selama balapan, dan perbedaannya terlihat jelas. Selama Practice dan kualifikasi, mungkin sulit untuk mengikuti pembalap karena mereka sangat cepat selama satu atau dua lap. Namun selama balapan, saya bisa tetap berada di belakang Aleix, dan sangat menyenangkan untuk belajar," ungkap Chantra.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim atas bantuan mereka dan karena telah berusaha keras, dan akhirnya, kami mendapatkan satu poin. Sekarang kami harus terus berusaha dan mencoba meraih lebih banyak poin!", tekadnya.

Dapatkan lebih dekat ke setiap lap dengan diskon 40%

Bersiaplah untuk sisa musim 2025 dengan MotoGP™ VideoPass

Langganan sekarang!

Fernandez Mulai Konsisten

Raul Fernandez (Trackhouse MotoGP Team) melakukan peningkatan kepercayaan diri di GP Belanda. Ia menggapai finis kedelapan untuk mengumpulkan poin Kejuaraan yang berharga. Setelah awal yang menantang musim ini, Fernandez menggunakan kesempatan itu untuk berterima kasih kepada timnya atas dukungan mereka yang tiada henti.

"Saya sangat senang. Saya pikir kami melakukan pekerjaan dengan baik. Saya sangat senang untuk tim. Trackhouse membantu saya di saat yang tepat. Pada awal musim, saya berada dalam situasi yang aneh. Saya tidak menikmatinya, dan itu cukup membuat frustrasi karena kami tidak dapat menemukan cara untuk melaju cepat dan menikmati motor," bebernya.

"Jadi, berkat Trackhouse, kami telah melakukan pekerjaan yang baik sejak Tes Jerez dan sejak GP Prancis, yang mana kami selalu berada dalam sepulug besar. Balapannya sangat bagus. Saya sangat senang dengan kecepatannya, tetapi memang benar bahwa balapannya sulit dengan ban belakang medium saat start," pungkas #25.

Dapatkan Newsletter Resmi MotoGP™!
Buat akun sekarang untuk mengakses konten video, laporan hasil balapan, hingga Newsletter MotoGP™ serta informasi menarik lainnya.