Marc Marquez (Ducati Lenovo Team) akhirnya menaklukkan Red Bull Ring. Ia engamankan kemenangan pertamanya di sirkuit tersebut dengan gemilang. Pembalap #93 ini meraih kemenangan Grand Prix keenamnya secara berturut-turut, menandai momen spesial dalam balapan MotoGP ke-1.000.
Rookie Fermin Aldeguer (BK8 Gresini Racing MotoGP tampil sensasional dengan raihan podium. Memiliki kecepatan yang luar biasa jelang akhir balapan, membuatnya unggul atas Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) yang finis ketiga.
"Tidak Ada Alasan"
Marc Marquez kembali tampil memukau di GP Austria. Mengemas kemenangan ganda dalam Sprint MotoGP dan Grand Prix. Ia pun kini menikmati keunggulan 142 poin dalam klasemen, menegaskan betapa luar biasa performanya sejauh musim ini. Yang terpenting, itu merupakan kemenangan pertamanya di Red Bull Ring.
"Saya sangat senang dengan akhir pekan ini. Seperti yang saya katakan pada Kamis, tidak ada alasan. Saya mengendarai motor yang tepat, motor yang membuat saya beberapa kali kalah berturut-turut di tikungan terakhir. Akhir pekan ini kami berkendara dengan sangat baik. Memang benar Marco banyak menekan di awal balapan, dan Fermin tiba dengan kecepatan yang luar biasa di lap-lap terakhir," papar Marc Marquez.
"Tujuan saya adalah mencoba memimpin sedikit, tetapi saya sempat bersaing dengan Pecco (Bagnaia) pada dua lap pertama. Kemudian saya makin dekat dan mencoba menyerang Marco untuk menyalipnya serta memimpin balapan. Karena ketika Anda berada di belakang seseorang di sini, Anda tidak dapat mengerem sesuka hati, dan kemudian Anda menggunakan lebih banyak ban belakang untuk akselerasi."
"Saya Era Baru, Saya Muda"
Fermin Aldeguer menjadi berita utama akhir pekan lalu. Manuver-manuver overtaking terhadap rival mengantarkannya ke podium Grand Prix yang kedua kalinya musim ini. Rider #54 itu memamerkan race pace mumpuni jelang akhir balapan. Mengatasi perlawanan para rival, untuk akhirnya finis di depan Bezzecchi. Selain itu, Aldeguer juga hanya terpaut 1,118 detik di dari Marc Marquez.
"Balapan hari ini luar biasa. Ini salah satu balapan terbaik dalam hidup saya. Hari ini, semuanya berjalan mudah. Saya tidak tahu kenapa. Di belakang pembalap lain, dalam bagian pertama balapan, saya mencoba menyalip, dan saya melakukannya dengan mudah. Setelah menyalip Pedro (Acosta), jarak dengan Marco sangat jauh, tetapi feeling saya, lap demi lap membaik. Yang pasti, ketika saya menyalip Bezzecchi, saya berkata, mungkin podium hari ini bukanlah hasil akhirnya. Saya bisa memenangkan balapan! Tapi tidak mudah untuk bersaing dengan Marc," ucap Aldeguer.
"Rasanya sangat istimewa karena saya berjuang untuk menjadi pembalap terbaik hari ini melawan juara dunia delapan kali yang sangat sulit. Tapi saya adalah era baru. Saya masih muda."
"Kami Akan Terus Bekerja"
Bezzecchi membuka paruh kedua musim dengan raihan podium, melanjutkan kinerja mengesankannya bersama Aprilia. Ia memimpin sebagian besar balapan Grand Prix, lalu bersaing ketat dengan Marc Marquez. Namun, #72 kehilangan posisi terdepan pada Lap 20.
"Pemulihan dari hari Jumat yang buruk tidaklah mudah, tetapi kami berhasil tetap tenang, dan kami bekerja sangat baik setiap malam di dalam garasi. Untungnya, kami mampu membuat beberapa kemajuan. Saat kualifikasi, senang bisa kembali meraih pole position. Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali saya meraih pole position. Rasanya menyenangkan," tutur Bezzecchi.
"Ketika kami datang ke sini, seluruh tim pabrikan, terutama Massimo (Rivola, CEO Aprilia), berkata kepada saya untuk tidak berharap terlalu banyak karena ini adalah trek di mana mereka banyak kesulitan, dan kami memang mengalaminya. Seperti ini. Untungnya, kami bekerja dengan baik, dan kami mampu menyesuaikan sedikit dari semuanya pada akhirnya. Seperti yang Anda lihat, menjadi baik saja tidak cukup. Terutama pada bagian akhir balapan, yang mana mereka memiliki sesuatu yang lebih. Tapi setidaknya kami bisa berjuang, dan kami bisa mencoba menikmati balapan di depan. Kami akan terus bekerja keras!"
"Saya Sama Sekali Tidak Menyangka"
Di sisi lain garasi, akhir pekan ini cukup sulit bagi Jorge Martin (Aprilia Racing). Sang Juara Dunia bertahan mengalami kecelakaan pada Lap 14. Beruntung, Martinator terhindar dari cedera serius setelah kecelakaan di Tikungan 7. Ia kini menatap tantangan baru di Hungaria.
"Kecelakaan itu parah karena sangat cepat. Saya sama sekali tidak menyangka. Tapi saya mengalami tekanan ban depan yang tinggi pada lap kedua, dan saya kesulitan untuk berkendara. Dan begitu saya jatuh, saya langsung merasa, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak! Ini salah satu tempat terburuk untuk kecelakaan di sini," ungkap Martin.
"Airbag mengembang, dan saya merasakan sakit yang luar biasa di tulang rusuk dan sebagainya. Jadi saya tidak bisa bernapas. Dan kemudian, setelah, Anda tahu, setengah menit, saya mulai merasa lebih baik, dan akhirnya semuanya baik-baik saja.
"Memang, saya merasakan sedikit nyeri di beberapa bagian tubuh. Tapi sekarang saya bisa memastikan bahwa cedera saya dari Qatar sudah pulih 100%!"
"Sulit untuk Diterima"
Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) kembali menjalani akhir pekan yang penuh tantangan, meski memulai balapan dari baris terdepan. Pembalap #63 ini meninggalkan Ronde 13 dengan hanya tambahan delapan poin setelah DNF dalam Sprint dan P8 di GP Austria. Hasil itu pun sekaligus mengakhiri rentetan kemenangan hat-trick Pecco di Red Bull Ring.
"Sejujurnya, musim ini saya tidak bisa memahami banyak hal. Untuk pertama kalinya, saya pikir saya mampu berjuang. Saya super cepat, super konsisten saat FP1. Saya super cepat, super konsisten saat Practice. Saya super cepat, super konsisten saat FP2. Pagi ini (sesi Warm Up), saya super cepat, super konsisten," ucap Bagnaia.
"Sangat sulit untuk diterima karena melihat catatan waktu balapan saya tahun lalu, dibandingkan dengan musim ini, saya (akan) menang, atau berjuang untuk menang. Musim ini, saya tidak bisa mengulangi hal-hal ini, dan saya jauh lebih lambat dibandingkan tahun lalu. Jadi saya tidak mengerti ini. Sulit untuk menerimanya, tetapi juga tidak mudah untuk tetap sabar dalam situasi ini."
"Ini Bukan Trek yang Mudah bagi Kami"
GP Austria merupakan akhir pekan yang penting bagi KTM. Dengan lautan warna oranye di tribune, ekspektasi pun meningkat. Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing) finis sebagai pembalap teratas skuad oranye di posisi keempat, mengalahkan rekan setimnya, Brad Binder.
Sementara itu, Enea Bastianini mengamankan posisi kelima, finis sebagai satu-satunya pembalap Red Bull KTM Tech3. Sedangkan tandemnya, Maverick Vinales, mundur dari balapan karena melanjutkan pemulihan cedera bahu.
"Bagi saya, kami sedikit terbatas karena tidak menggunakan kontrol baru, tapi oke, kami memutuskan untuk tidak menggunakannya. Kami akan mencoba di Hungaria dengan lebih banyak data. Saya sudah bilang di awal akhir pekan bahwa kami harus konsisten finis dalam posisi lima besar," kata Acosta.
"Akhir pekan ini, kami hampir selalu berada di posisi lima besar. Treknya tidak mudah bagi kami, karena saya rasa podium terakhir kami pada 2021 atau 2022, bersama Brad. Performanya bagus, dengan podium Sprint dan posisi keempat saat balapan utama. Kami harus puas, bukan hanya senang dengan hasilnya, tapi juga senang dengan cara kami bekerja akhir pekan ini."