Marc Marquez (Ducati Lenovo Team) dan Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) saling berhadapan dalam pertarungan ketat di Grand Prix Red Bull San Marino dan Rimini Riviera pada Minggu (16/9). Kemenangan diraih #93 usai mengalahkan sang pembalap tuan rumah, sementara Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP) podium dengan livery spesial tribute untuk mendiang Fausto Gresini.
"Sepertinya Ini Hanya Masalah Waktu"
Marc Marquez finis dengan keunggulan 0,568 detik atas Bezzecchi. The Ant of Cervera bangkit dari DNF saat Sprint. Kini meninggalkan Misano, pembalap Ducati itu memiliki match point pertamanya di GP Jepang untuk merengkuh titel MotoGP 2025.
Marc Marquez: "Cara terbaik untuk melupakan kesalahan sebagai pembalap adalah dengan mencoba kembali mengendarai motor dan memberikan yang terbaik, dan itulah yang saya lakukan hari ini sejak Warm Up.
"Saya memiliki konsentrasi ekstra, energi ekstra, tetapi sejujurnya, pada lap-lap terakhir, saya bertarung melawan Marco Bezzecchi yang sangat tangguh, yang memacu motornya dengan sangat keras. Saya pikir kami berdua memacu motor lebih keras dari biasanya karena ini adalah GP kandangnya, dan dia memiliki motivasi ekstra, dan saya juga memiliki motivasi ekstra dari kecelakaan kemarin.
"Makin dekat. Sepertinya ini hanya masalah waktu, tetapi saya ingin mempertahankan mentalitas yang sama. Sekarang kami perlu mencoba untuk menutupnya sesegera mungkin, tetapi saya tahu Alex juga sangat cepat, dan dia juga berjuang untuk posisi kedua di (klasemen) Kejuaraan."
"Saya Pikir Bisa Membawa Pulang Kemenangan"
Marco Bezzecchi hampir meraih kemenangan di balapan kandangnya. Memimpin hingga Lap 11, sebelum kesalahan di Tikungan 8 membuatnya kehilangan posisi terdepan. Kendati finis kedua, Bez sekarang membayangi Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) dengan selisih hanya delapan poin dalam perebutan peringkat ketiga klasemen.
Bezzecchi: "Balapannya sulit, tapi juga balapan yang sangat indah karena saya berada di batas kemampuan dan Marc juga sangat menekan, dan saya bisa bertahan di sana, yang selalu fantastis. Saya sangat senang.
"Tentu saja, saya pikir saya bisa membawa pulang kemenangan karena itu target saya, tapi Marc sangat cepat. Saya pikir dia masih punya kelebihan, terutama dari pertengahan balapan hingga akhir. Ketika cengkeraman ban menurun, dia bisa melaju lebih halus dan lebih cepat. Saat sesi Free Practice , kami tidak terlalu kesulitan, tapi kemudian dalam balapan, kondisinya berubah.
"Dari Tikungan 4 hingga Tikungan 9/10, dia sangat cepat. Saya tahu saya harus bertahan di sana. Saya membuat kesalahan kecil. Saya sempat mengalami sedikit masalah, jadi saya tidak kehilangan kendali. Saya harus sedikit melepaskan rem depan dan sedikit melebar. Marc menyalip saya, lalu saya berusaha untuk tetap dekat dengannya."
"Di Sektor Satu, Saya Selalu Kehilangan Waktu"
Alex Marquez menutup akhir pekan yang solid di Misano. Ia mengamankan poin Kejuaraan yang berharga untuk unggul 93 poin dari Bagnaia dalam klasemen. Meski gembira atas penampilannya di GP San Marino, #73 menyebut masih ada ruang untuk peningkatan di satu area spesifik di sirkuit Misano.
Alex Marquez: "Saya sangat senang dengan akhir pekan kami secara keseluruhan. Saya pikir kami melakukan pekerjaan yang sangat baik. Ini adalah salah satu trek yang selalu sedikit lebih sulit bagi saya. Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik di setiap sesi. Berusaha menyelesaikan banyak lap dan lebih sering berada di garis finis daripada sebelumnya.
"Kemarin, kami berhasil meraih posisi kedua yang sangat bagus. Marco dan Marc lebih cepat dari saya sepanjang akhir pekan, bukan hanya satu sesi.
"Di sektor satu, saya selalu kehilangan waktu. Secara historis, itu adalah titik terlemah saya di Misano, jadi itu sesuatu yang perlu saya perbaiki untuk masa depan. Saya sudah berusaha sebaik mungkin. Saya berusaha untuk sedekat mungkin dengan mereka (Marc Marquez dan Bezzecchi)."
"Hal-hal Seperti Ini Bisa Terjadi"
Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing) berpeluang naik podium di GP San Marino. Namun, masalah rantai memaksa El Tiburon tersingkir lebih awal dari persaingan. Terlepas dari kendala teknis yang dihadapi, #37 menemukan sisi positif dalam performanya dan perubahan haluan yang dilakukan pabrikan oranye.
Acosta: "Maksud saya, setelah akhir pekan yang sangat sulit bagi setiap KTM, kami kurang lebih mampu membalikkan keadaan dan bangkit dari posisi kesembilan, yang Anda tahu tidak pernah mudah.
"Saya kurang lebih kompetitif hingga lap ini (Lap 8). Wajar jika Anda merasa panas karena kami baru saja kembali dari liburan musim panas, dan kami menjalani beberapa balapan yang bagus. Kemarin kami kembali menyelamatkan balapan. Dan hari ini, sejujurnya, kami juga menjalani balapan yang sangat bagus.
"Begitulah adanya. Ini olahraga mekanis. Hal-hal seperti ini bisa terjadi."
"Kami Punya Beberapa Hal Bagus"
GP San Marino menjadi momen bersejarah. Augusto Fernandez (Yamaha Factory Racing Team) membalap dengan motor Yamaha bertenaga mesin V4 untuk pertama kalinya. Ia finis posisi ke-14, serta mengungkapkan, bahwa dirinya mendapatkan wawasan berharga tentang arah yang dibutuhkan untuk pengembangan lebih lanjut.
Senin (15/9) kemarin, Fabio Quartararo, Alex Rins, serta Jack Miller berkesempatan untuk menguji coba lagi Yamaha V4 dalam Tes Misano.
Augusto Fernandez: "Ya, ini adalah 27 lap pertama dalam kecepatan balapan untuk motor ini, dan kami masih harus banyak bekerja untuk memahaminya, karena sepertinya peluang untuk mendapatkan feeling yang baik atau yang sangat buruk sangat sempit.
"Kami mengalami banyak masalah dalam hal dasbor yang tidak berfungsi dan konsumsi bahan bakar. Lampu merah menyala untuk bahan bakar, yang bukan hanya peta dengan tenaga terlemah, tetapi juga harus dikelola sejak Lap 10. Jadi, ada 17 lap di mana saya mengelola bahan bakar.
"Dan ya, sulit untuk menjaga kecepatan motor yang konsisten selama balapan. Karena ketika Anda melihat lap tercepat balapan, seharusnya bisa lebih baik. Motor ini terpaut satu detik dari FabioJadi, kami punya beberapa hal bagus."