Grand Prix Motul Jepang tak hanya suguhkan momen kegembiraan. Drama pun turut tersaji. Jorge Martin (Prima Pramac Racing) menaklukkan kondisi trek yang sulit untuk raih kemenangan ganda. Sementara sang Juara Dunia bertahan, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), serta Marc Marquez (Repsol Honda Team) mengamankan podium dalam balapan yang berakhir secara prematur.
Ada banyak hal yang perlu dibedah pasca-balapan. Apa saja di antaranya? Simak beberapa Talking Points terbesar dari GP Jepang di bawah ini!
“Kami harus terus bermimpi”
Perburuan gelar makin ketat setelah akhir pekan di Motegi. Hanya tiga poin yang memisahkan dua pembalap teratas dalam perjalanan menuju ke Indonesia. Martin bertekad menjaga impinnya tetap hidup, sedangkan Bagnaia berupaya mengatasi tekanan.
“Kami sudah dekat di Kejuaraan, namun kami tiba di situasi ini berkat mentalitas kami, untuk terus berusaha, untuk terus menekan, mencoba menangi balapan dan menikmati momen.dan kami harus terus bermimpi sampai akhir musim,” ujar Martin.
“Jorge sedang dalam momentumnya. Hanya ada tiga poin di antara kami sekarang. Akan menarik untuk melawannya di bagian terakhir musim ini,” kata Bagnaia.
“Kehilangan poin karena masalah teknis sangat membuat frustrasi”
Jika kemenangan berhasil diraih Martin, maka sebaliknya ada kekecewaan di sisi lain garasi Pramac. Johann Zarco sempat menduduki P6. Tetapi ia tersingkir beberapa saat sebelum bendera merah dikibarkan. Pembalap Prancis itu lalu kembali ke pit box, sembari berharap bisa melanjutkan balapan. Lantaran masuk pit secara ilegal, ia tidak diperbolehkan restart. Alhasil, Zarco kehilangan poin klasemen.
🛑 @JohannZarco1 will not be able to restart!
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) October 1, 2023
He took a shortcut to get back into pit lane! #JapaneseGP 🇯🇵 pic.twitter.com/a7NcASF6Z0
“Saya sangat kecewa dengan hasil balapan ini. (Saya) kecelakaan tepat sebelum bendera merah akibat aquaplaning. (Saya) membawa motor kembali ke pit tanpa melewati garis masuk pit lane, padahal saya hanya berada lima meter ke kanan. Itu membuat saya gila. Kehilangan poin karena masalah teknis dalam regulasi itu sangat membuat frustrasi,” tuturnya.
“Podium romantis”
Marc Marquez menembus tiga besar, hasil yang telah lama dinantikannya pada balapan Minggu di Motegi. Itu merupakan podium ke-101 di MotoGP™. Sejak mengawali rangkaian putaran di Asia, delapan kali Juara Dunia ini telah memperlihatan peningkatan dalam peruntungannya. Namun, ia bersikukuh bahwa masih ada masalah besar yang harus diatasi.
“India dan negara ini adalah (sirkuit berkarakter stop and go. Itu sebabnya saya bisa mengambil risiko. Kami akan tiba di Mandalika dan ada beberapa tikungan di mana Anda perlu menggunakan banking, pinggir grip, traksi…dan di sanalah kami mengalami banyak kerugian,” ucapnya.
“An important podium” 🎙️ - @marcmarquez93
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) October 1, 2023
The Spaniard reflects on clinching a long-awaited podium finish on Honda's home turf 🥉#JapaneseGP 🇯🇵 pic.twitter.com/Pd9AuuOosW
“Walau begitu, kami harus menikmati momen-momen indah. India adalah akhir pekan yang baik. Di sini juga. Mari kita terus melaju hingga akhir musim dan lihat apakah kami bisa terus melaju seperti ini.”
Rumor juga terus beredar mengenai masa depannya. Ia mengatakan hasil balapannya itu takkan memengaruhi keputusannya. “Saya memiliki mentalitas yang cerdas, dan saya tahu apa yang perlu terjadi agar satu hal dapat terjadi. Kami dapat katakan podium hari ini sangat romantis,” tukas Marquez.
“Rasa hormat yang sangat besar”
Marquez juga memberikan penghormatan kepada dua pembalap teratas yang sedang bertarung demi titel. Bagnaia dan Martin berjuang keras untuk raih kemenangan dalam kondisi yang sangat sulit.
“(Itu) luar biasa. Ketika Anda berjuang untuk kejuaraan dalam kondisi seperti ini, saya tahu bagaimana rasanya, dan itu adalah rasa hormat yang sangat besar. Mereka balapan dengan sangat bagus. Mereka bertarung dan mereka memiliki dorongan ekstra. Sangat menyenangkan melihat pertarungan antara kedua orang ini.”
“Akhir pekan terhebat saya di MotoGP™ sejauh ini!”
GP Jepang terbukti jadi akhir pekan yang mengesankan bagi Fabio Di Giannantonio (Gresini Racing). Posisi keenam dalam Kualifikasi adalah hasil terbaik keempat di kelas premier, dan yang terbaik sejauh ini. Ia mengonversikannya menjadi P8 dalam Tissot Sprint, dilanjutkan P8 dalam balapan Grand Prix. Usai balapan, Diggia pun berujar, “Ini adalah akhir pekan terhebat saya di MotoGP sejauh ini!”