Kunjungan MotoGP™ ke Mandalika tentu saja menjadi salah satu yang tak terlupakan. Momentum gelar juara yang berayun ke satu arah, serta kemudian ke arah yang lain pada Sabtu dan Minggu. Pada akhirnya, Jorge Martin (Prima Pramac Racing) berhasil mengalahkan Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3) dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) untuk meraih kemenangan.
Dengan berakhirnya Putaran 15, berikut ini adalah beberapa poin pembicaraan dari akhir pekan balap di Pertamina Mandalika International Circuit”
"Pikiran Saya Berkecamuk"
Pemimpin klasemen, Jorge Martin, akhirnya dapat mengatasi memori buruk Mandalika dengan performa dominan sepanjang balapan GP Indonesia. Pada 2023, pembalap Spanyol ini terjatuh saat tengah memimpin dalam posisi yang nyaman, memungkinkan Pecco Bagnaia untuk menyalip dan merebut kemenangan, serta kendali Kejuaraan. Meski sempat blunder ketika Sprint, Martinator mampu menghindari masalah dan melaju mulus ke garis finis.
Martin: "Saya berhasil membalas dendam. Setelah musim lalu dan kecelakaan (Sprint) kemarin, itu adalah balapan yang sulit. Pikiran saya berkecamuk di Tikungan 11 dan 16, saya mencoba untuk sangat berhati-hati."
"Start yang Buruk"
Datang ke Indonesia, Enea Bastianini masih sangat berpeluang untuk meraih gelar juara. Namun, kecelakaan yang dialaminya membuatnya kehilangan poin penting. Pembalap Italia ini melakukan start buruk, sebelum akhirnya menemukan ritme yang tampaknya akan menjadi penantang untuk meraih kemenangan. Tetapi bencana terjadi pada Lap 21, saat ia terjatuh dan kehilangan posisi ketiga.
Bastianini: "Start yang buruk. Tidak mungkin bagi saya untuk membuka gas, grip belakang terlalu banyak meluncur. Saya butuh delapan atau sepuluh lap untuk mencapai suhu yang tepat.
"Lebih dari 70 poin, banyak yang harus dipulihkan. Saya di sini untuk mencoba menang. Jika memungkinkan, saya akan mencoba melakukannya, tapi saya tahu situasinya."
"Sebenarnya Menyenangkan, tetapi Sedikit Kurang Menyenangkan untuk Kejuaraan"
Jika Martin dan Acosta berhasil mengeklaim posisi pertama dan kedua, pertarungan memperebutkan podium menjadi duel ketat di VR46 Academy, antara Bagnaia, Franco Morbidelli (Prima Pramac Racing), dan Marco Bezzecchi (Pertamina Enduro VR46 Racing Team). Masing-masing sempat memimpin balapan, namun sang Juara Dunia bertahan yang berhasil finis ketiga, diikuti Morbidelli posisi keempat dan Bezzecchi urutan kelima.
Bagnaia: "Saya menikmatinya saat itu, tetapi tidak untuk Kejuaraan karena saya terjebak di belakang. Saya memperhatikan Bezz dan Franky dengan sangat dekat di Tikungan 10. Ketika saya berada di belakang Bezzecchi, saya mencoba untuk mendekatinya agar bisa mengerem, namun akselerasinya sangat besar. Jadi saya mencoba untuk mendekat, dan segera setelah ia melakukan kesalahan, saya menyalipnya dan kemudian lap berikutnya saya menyalip Franky. Itu sebenarnya menyenangkan, tetapi untuk Kejuaraan sedikit kurang menyenangkan!"
Morbidelli: "Itu sangat sulit. Saya kesulitan dengan grip depan. Saya ingin tetap berada di depan untuk mempertahankan posisi saya dan tidak menambah udara panas pada ban saya."
Bezzecchi: "Saya bertarung dengan Franky dan Pecco hingga akhir, tetapi saya kalah dalam pertarungan itu.
"Ketika saya mencoba menyalip Franky, saya sangat ingin menyalipnya. Faktanya, ketika saya masuk, saya tidak bisa menghentikan motor, grip depan sudah mencapai batas dan dia menyalip saya lagi. Mereka masih memiliki sesuatu yang lebih."
"Saya Menginjak Rem, Dia Terjatuh"
Empat pembalap gagal menyelesaikan lap pembuka. Kecelakaan yang dialami Jack Miller (Red Bull KTM Factory Racing) menyebabkan Alex Marquez (Gresini Racing MotoGP™), Aleix Espargaro (Aprilia Racing), dan Luca Marini (Repsol Honda Team) terjatuh. Miller serta Marquez menjelaskan perspektif mereka tentang insiden tersebut.
Miller: "Saya melepaskan rem untuk mendapatkan sisi dalam Tikungan 3, saya mengalami sedikit gerakan saat mengubah arah. Pada saat terjepit, saya melihat ada beberapa motor di depan saya dan menyadari bahwa kecepatannya terlalu cepat. Segera setelah saya menginjak rem, dia terjatuh.
"Sial bagi saya, saya berada di tengah-tengah grup. Saya minta maaf sebesar-besarnya, pertama dan terutama kepada pembalap lain dan tim."
Alex Marquez: "Saya berada di depan, seseorang menabrak saya dari belakang. Tetapi pada lap pertama di tengah grup, hal-hal seperti ini bisa terjadi. Saya sedih karena saya melewati tikungan pertama dengan sangat baik dan memulihkan banyak posisi. Kami kehilangan banyak poin untuk Kejuaraan di sini dan Aragon, 20 poin yang seharusnya mudah. Kami mengalami nasib sial."
"Ini adalah 10 Besar Pertama Tahun Ini"
Akhir pekan yang sangat positif bagi Johann Zarco. Pembalap Castrol Honda LCR itu melanjutkan perjalanan baik dari Misano dengan masuk 10 besar pertamanya tahun ini di Mandalika. Mengawali balapan dari posisi ketujuh, pembalap Prancis itu tampil kuat dan mencatatkan hasil terbaiknya di atas RC213V hingga sejauh musim ini.
Zarco: "Sangat senang bisa meraih posisi 10 besar hari ini.
"Pertarungan yang bagus dengan (Maverick) Vinales dan (Brad) Binder. Saya berharap bisa mengikuti (Fabio) Quartararo, tapi dia lebih cepat dari saya. Saya melepaskan diri dari Brad, tetapi pada beberapa lap terakhir dia menyusul saya. Saya mencoba mempertahankan posisi saya, namun dia sangat kuat di tikungan. Dia menyalip saya dan menjaga racing line.
"Ini adalah 10 besar pertama tahun ini. Kami bisa mendapatkan apa yang kami inginkan. Trek ini bekerja dengan baik untuk kami, hanya ada satu tikungan dengan akselerasi yang besar, dan itu adalah titik lemah motor kami. Kami memiliki kesempatan di sini untuk mendekati para pembalap dan kami berhasil."