Setiap gambar menceritakan sebuah kisah, dan tidak lebih dari cerita dalam sejarah balap Grand Prix selama 75 tahun. Hanya dengan satu pandangan, kenangan pribadi tentang orang-orang, teman-teman, serta sejarah yang tercipta selama tujuh dekade kehidupan kita pun muncul. Berbagai livery motor dan pembalap mencerminkan era yang kontras dalam 75 tahun tersebut. Juga kenangan pribadi tentang kehidupan kita, baik masa lalu maupun masa kini.
Sekilas melihat MV Agusta yang luar biasa dengan fairing berwarna merah dan perak, yang mendominasi Kejuaraan Dunia GP 350cc dan 500cc, membuat saya terkesima. Tumbuh dalam era 60-an yang diwarnai musik dan mode, menyaksikan Giacomo Agostini yang hebat beraksi di Isle of Man TT. Duduk di Kastil Greeba pada 1968, sambil mendengarkan Ago berteriak melalui udara tipis Manx sepuluh kilometer jauhnya. Berusaha mencari tahu seberapa cepat ia dapat melewati pohon dan dinding di tikungan kanan.
Ia tiba dengan kilatan merah dan perak, lalu menghilang. Yang tersisa hanyalah kepulan asap knalpot. Tak seorang pun berbicara selama setidaknya 30 detik. Hampir sepuluh tahun kemudian, saat hendak memulai karier di bidang jurnalisme dan bepergian ke sirkuit Spa-Francorchamps yang megah bersama teman-teman, saya masih dapat mendengar dan melihat Phil Read berpacu keluar dari Hutan Ardennes menuju garis start dan finis di akhir lap pertama, tanpa ada orang lain yang terlihat. Fairing merah dan perak itu berkilauan di bawah sinar matahari sore.
Beberapa tahun kemudian dan sebagai jurnalis 'sejati', saya menonton dan menikmati Barry Sheene berdebat dengan beberapa ofisial balap Inggris yang menyedihkan. Mereka memberi tahu sang Juara Dunia, bahwa ia tak boleh menggunakan nomor #7 kontinental di bagian depan Suzuki miliknya dan hanya boleh balapan dengan nomor #7 tradisional Inggris tanpa garis di atasnya. Hanya ada satu pemenang dalam argumen itu.
Pada saat yang sama, Kenny Roberts datang dari Amerika. Mengendarai motor Yamaha, dengan livery kuning dan hitam khas Yamaha Amerika, ia benar-benar menggemparkan dunia. Tiga gelar dan menjadi pemimpin revolusi bagi kesejahteraan dan keselamatan pembalap. Begitu banyak orang Amerika yang agresif dan percaya diri mengikuti jejaknya. Ketika koran saya tutup, saya bertekad untuk meneruskan balapan Grand Prix dan Freddie Spencer lah yang membuka kesempatan.
Saya bekerja untuk sponsor Honda, Rothmans, pada 1985 ketika Freddie menulis ulang buku sejarah. Mengendarai motor Honda bercorak biru dan putih yang dirancang mencolok itu, Freddie menjadi pembalap pertama yang mengeklaim titel dunia 250cc dan 500cc dalam musim yang sama. Sebuah prestasi yang tak pernah terulang. Masa depan saya terjamin.
Itu adalah era yang luar biasa untuk balapan yang menegangkan dan livery yang menarik. Kevin Schwantz mengendarai Lucky Strike Suzuki, melawan Marlboro Yamaha milik Wayne Rainey, serta Eddie Lawson dan Rothmans Honda milik Mick Doohan dan Wayne Gardner. Favorit saya adalah Cagiva. Motor dengan fairing merah yang memancarkan kemewahan dan kecanggihan khas Italia.
Pada 2001, saya mengetahui salah satu kisah livery yang hebat. Saya berada di taksi bersama Valentino Rossi dan sahabatnya, Uccio, dalam perjalanan ke BBC setelah pemotretan di London Eye, saat rencana Hawaii ini dimulai. Setelah mengetahui adanya klub penggemar Rossi di sana, mereka memutuskan untuk menerbangkan beberapa penggemar itu ke Mugello. Saat kami tiba di Studio BBC, seluruh gambaran telah berubah. Mereka tidak hanya menerbangkannya. Honda, baju balap dan helm Vale didesain bunga Hawaii, serta tim mengenakan kemeja Hawaii. Ditambah lagi dengan kolam renang dan pohon palem di garasi, transaksi pun selesai dan tuntas.
Hanya dengan melihat helm bercorak Amerika yang dikendarai Nicky Hayden untuk meraih kemenangan di Laguna Seca pada 2005, Anda akan teringat kembali kenangan tentang dua orang yang istimewa. Nicky dan ayahnya, Earl, adalah orang-orang terbaik yang pernah Anda temui, apalagi untuk diajak bekerja sama. Jika ada ayah dan anak yang pantas meraih kesuksesan dalam Kejuaraan Dunia, itu adalah mereka.
Akhir pekan ini di Silverstone akan membawa kembali begitu banyak kenangan. Akan ada banyak senyum dan cerita, ditambah sedikit air mata dan itu hanya dari saya. Sungguh 75 tahun yang luar biasa untuk diingat dan dirayakan.