Kini resmi sudah. Marc Marquez akan menjadi pembalap Ducati Lenovo Team pada 2025 bersama Juara Dunia MotoGP™ 2022 dan 2023, Francesco “Pecco” Bagnaia. Sungguh prospek yang menggiurkan.
Setelah mengklaim enam titel kelas utama bersama Repsol Honda Team, lalu pindah ke Gresini Racing pada 2024 untuk menghidupkan kembali kariernya, Marquez kini akan mengukir namanya bersama beberapa pembalap hebat sepanjang masa lainnya dalam membalap untuk tim pabrikan Ducati.
Tiga nama yang khususnya menonjol, yakni Casey Stoner, Valentino Rossi, dan Jorge Lorenzo. Ketiganya meraih setidaknya dua gelar juara MotoGP™, serta semuanya memiliki kisah sendiri saat mengenakan seragam warna merah.
Mari kita lihat sedikit cerita masing-masing sembari bersiap menyaksikan Marquez menulis babnya sendiri dengan tinta merah untuk pertama kalinya.
CASEY STONER
Sebelum kesuksesan Pecco merengkuh gelar 2022, Casey Stoner menjadi satu-satunya pembalap Ducati yang mengklaim titel Kejuaraan dunia. Setelah musim debut kelas premier yang memukau bersama LCR pada 2006, ia mengendarai Desmosedici GP7 Ducati pada 2007.
10 Kemenangan dan 14 podium dalam 18 balapan, dan Stoner pun sukses menjadi Juara Dunia MotoGP™ untuk pertama kalinya. Pembalap bernomor #27 yang terkenal itu meraih titel dengan selisih 125 poin yang mencengangkan. Bahkan, di GP Jepang, ia menjadi pembalap pertama yang memastikan mahkota kelas premier dengan motor non-Jepang sejak 1974, ketika Phil Read menang bersama MV Agusta.
Sayangnya, bagi Ducati dan Stoner, gelar kedua tidak dapat diamankan. Kemenangan baru kembali dicetak pada musim 2008. Saat itu, enam kemenangan dan 11 podium diraih dalam perjalanan untuk finis dalam P2 klasemen akhir, di belakang Valentino Rossi dan Yamaha.
Meski didera masalah kesehatan dan Desmosedici GP yang makin rumit, Stoner menang tujuh kali lagi pada 2009 dan 2010. Sehingga total kemenangannya di Ducati menjadi 23, sebelum ia kemudian pindah ke Honda untuk dua tahun terakhirnya di MotoGP™.
VALENTINO ROSSI
Melambaikan tangan kepada Stoner akan menjadi hal yang sulit bagi Ducati. Namun menyambut Rossi pada akhir 2010, telah meringankan rasa sakitnya. Tak ada pengganti yang lebih baik dari #46. Rossi dan Ducati. Dua ikon Italia. Seolah pasangan yang ditakdirkan bersama. Atau begitulah yang kami kira. Pada kenyataannya, tak berjalan seperti yang diharapkan bagi Juara Dunia sembilan kali dan pabrikan Bologna.
Satu podium pada 2011 membawa Rossi ke P7 klasemen Kejuaraan Dunia, terpaut 211 poin dari Stoner dan Honda. Pada 2012, dua kali finis kedua diraihnya di Le Mans dan Misano, mengantarkannya ke P6 klasemen secara keseluruhan. Usai berjuang untuk menguasai Desmosedici GP yang sulit dijinakkan, Rossi pindah ke Yamaha pada akhir musim. Tiga podium dan tanpa kemenangan adalah catatannya bersama Ducati.
JORGE LORENZO
Pada akhir 2016, Juara Dunia lima kali, Jorge Lorenzo, meniru langkah Rossi. Spaniard menukar motor pabrikan Yamaha dengan motor pabrikan Ducati. Dan seperti Rossi, setidaknya pada awalnya, adaptasinya lebih sulit dari yang diantisipasi oleh #99.
Tetap saja, tiga podium dalam musim debutnya bukanlah bencana bagi Lorenzo. Namun, itu tidak cukup. Begitu pula pada awal 2018. Setelah hanya meraih lima poin dari empat balapan pertama, start yang lambat sudah cukup untuk meyakinkan Ducati agar melepas Lorenzo di akhir musim.
Sebagian orang akan mengatakan bahwa keputusan itu dibuat tergesa-gesa, karena begitu Lorenzo cocok dengan Desmosedici GP yang terus berkembang, ia terbukti sebagai pembalap yang sangat sulit dikalahkan. Kemenangan beruntun di Mugello dan Catalunya diamankan. Ia lalu menambah kemenangan di Red Bull Ring. Itu belum termasuk pole position di Catalunya, Silverstone, Misano, dan Aragon.
Sayangnya, cedera menghambat sisa tahun terakhir dari kebersamaan Lorenzo dengan Ducati. Walau begitu, kita telah mendapat gambaran tentang apa yang mungkin terjadi.
MARC MARQUEZ (LOADING…)
Saat kita menantikan bagaimana sisa 2024 yang menarik ini, musim 2025 menandai dimulainya perjalanan hebat lainnya dalam balutan warna merah Bologna. Sebuah babak yang menjanjikan begitu banyak hal. Marc Marquez, Juara Dunia delapan kali, bakal beraksi bersama Pecco Bagnaia, Juara Dunia tiga kali. Kita akan menyaksikan perjalanan yang luar biasa.