Poin Pembicaraan: "Saya Tak Paham Keputusan Ducati"

Apakah Ducati mulai pusing kepala melihat Enea Bastianini dan Jorge Martin memberikan tekanan pada Juara Dunia bertahan, Pecco Bagnaia, di Silverstone?

Perebutan titel MotoGP™2024 mulai memanas seiring dengan kemenangan ganda Enea Bastianini (Ducati Lenovo Team) pada akhir pekan Monster Energy Grand Prix Inggris. Itu masih ditambah Jorge Martin (Prima Pramac Racing) yang memanfaatkan kesalahan Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) saat Tissot Sprint. Kini, hanya 49 poin yang memisahkan tiga teratas dalam klasemen Kejuaraan Dunia.

Situasi persaingan terasa begitu menarik lantaran Martin kembali ambil alih puncak klasemen, tipis mengungguli Bagnaia dengan selisih tiga poin saja, jelang kepindahan Martinator ke Aprilia, serta peralihan Bastianini ke KTM Tech3 pada musim depan.

Berikut adalah poin pembicaraan hangat dari MotoGP™ Inggris:

Enea Bastianini: "Saya tak paham keputusan Ducati"

Kami pikir keputusan Ducati untuk mempromosikan Marc Marquez ke tim pabrikan ketimbang Jorge Martin dan Enea Bastianini sudah berakhir. Namun, ketidakpahaman dilontarkan oleh Bestia, bahwa ia gagal memahami keputusan Gigi Dall'Igna dan petinggi pabrikan Bologna.

"Saya tak paham keputusan Ducati. Mereka telah kehilangan dua pembalap seperti Jorge dan saya. Tapi, hei, saya menghormati keputusan itu," ucap #23. 

Marc Marquez: "Tanpa kecelakaan pada Sabtu, mungkin podium hari ini (Minggu) bisa diraih"

Juara Dunia delapan kali itu menjalani akhir pekan sulit karena tidak menemukan set-up yang sempurna. Tetapi, seperti biasa, ia menemukan performa terbaiknya dalam balapan Minggu, saat mengamankan posisi keempat. Pun begitu, Marquez mengatakan hasilnya dapat lebih baik jika bukan karena kecelakaan Sprint.

"Tanpa kecelakaan Sabtu lalu, mungkin hari ini podium bisa diraih – atau mungkin kecelakaan lagi! Anda tidak pernah tahu! Namun, maksud saya ketika saya menyalip Aleix, saya hanya memacu motor selama dua atau tiga lap untuk memperlebar jarak dan kemudian saya lebih mengendalikannya di belakang Pecco," ucapnya.

"Saya tidak boleh membuat 2 kesalahan, baik kemarin maupun hari ini. Jadi, karena alasan itu hari ini saya lebih memilih untuk finis dan memiliki perasaan yang baik untuk Austria daripada tiba di sana tanpa rasa percaya diri."

Pedro Acosta: "Kami harus mulai bekerja lebih keras sebagai satu tim"

KTM dan GASGAS kembali dilanda rasa frustrasi lantaran ketidakmampuan tampil maksimal sepanjang akhir pekan di Silverstone. Berbicara setelah balapan, Acosta menjelaskan bahwa karakter sirkuit tidak sesuai dengan gaya pengereman keras KTM RC16. Silverstone yang berkarakter fast and flowing tak memungkinkan Acosta menggunakan racing line 'V' di tikungan, yang biasanya mengeluarkan tenaga maksimal dari motornya.

Ia juga merasa frustrasi, karena keempat pembalap KTM dan GASGAS Tech3 tidak bekerja sama. El Tiburon merasa Ducati lebih unggul pada balapan Minggu lantaran kerja keras mereka selama akhir pekan.

"Kami memasuki balapan tanpa melihat ke belakang. Saya pikir kami harus mulai bekerja lebih keras sebagai satu tim, melihat masalah secara keseluruhan daripada hanya masalah individu. Karena masalah yang kami hadapi, meskipun tidak persis sama, kurang lebih berada di arah yang sama," tuturnya.

Maverick Vinales: "Kami telah mengalami kemunduran"

Akhir pekan yang buruk bagi pemenang Grand Prix Amerika. Hanya finis kedelapan dalam Sprint, diikuti posisi ke-13 pada balapan Grand Prix membuat pembalap Spanyol dilanda kekesalan. Top Gun baha merasa bukan Ducati yang telah membaik dalam beberapa minggu terakhir, tetapi Aprilia yang mengalami kemunduran.

"Pabrikan harus bereaksi karena kami belum mencapai level yang seharusnya dituntut dari Aprilia selama tiga atau empat balapan. Saya pikir kami lah yang telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Saya tidak berpikir Ducati telah membuat langkah maju yang besar, tetapi kamilah yang telah mengalami kemunduran," kata Vinales.

Jack Miller: "Ini tidak terlihat bagus"

Pembalap Red Bull KTM Factory Racing itu buka-bukaan ketika ditanya tentang peluangnya untuk tetap berada di grid MotoGP™ tahun depan. Tampaknya hampir semua kursi telah ditutup untuk 2025. Kemungkinan besar kursi Prima Pramac Yamaha diduduki oleh Miguel Oliveira, yang mana ini menjadi satu-satunya peluang bagi Miller untuk bertahan.

"Saya berharap sampai semua pintu ditutup. Namun, sejujurnya ini tidak terlihat bagus. Kami akan mencoba yang terbaik untuk melakukan sesuatu di paruh kedua musim ini. Jelas semua hal baik akan berakhir, tetapi semuanya berakhir bukan sesuai keinginan saya. Namun, hal itu jarang terjadi dalam dunia balap," ujar Miller.

"Terutama dengan apa yang telah saya berikan untuk olahraga ini dan apa yang saya rasa masih harus saya berikan untuk olahraga ini. Ini sulit. Namun, seperti yang saya katakan, ini tidak akan pernah berakhir sampai semuanya berakhir. Yang dapat saya lakukan adalah mencoba dan memberikan beberapa hasil yang layak dan mudah-mudahan telepon saya akan berdering pada suatu saat."

Augusto Fernandez: "Itu salah satu pilihan"

Pembalap lain yang tampaknya tak akan berada di grid MotoGP™ musim depan adalah Augusto Fernandez. Pembalap Red Bull GASGAS Tech3 itu mengonfirmasi pada Minggu malam, bahwa Yamaha telah melakukan pendekatan untuk bergabung dengan Test Team mereka mulai 2025. Namun, pemuda Mallorca itu menekankan prioritasnya untuk tetap balapan tahun depan.

"Untungnya ada beberapa hal yang dipertimbangkan. Itu salah satu hal yang saya pertimbangkan. Kami juga perlu mempertimbangkan pilihan lain. Saya ingin balapan, itu prioritas saya. Saya masih merasa punya banyak hal untuk diberikan. Tapi ya, itu salah satu pilihan saat ini," kata Fernandez.

Gigi Dall'Igna: "Kami tidak akan bersantai"

Kami mendapat konfirmasi selama akhir pekan, bahwa Pertamina Enduro VR46 Racing Team akan menjadi Factory Supported Team Ducati mulai 2025 dan seterusnya. Skuad balap berbasis di Tavullia itu bakal mendapatkan satu GP25 dan satu GP24.

Pabrikan Bologna mengurangi alokasi motor pabrikan mereka dari empat menjadi tiga, sementara empat pabrikan lainnya terus memasok empat motor. Jadi, apakah bos Ducati, Gigi Dall'Igna, akan mengendurkan tekadnya?

"Kami tidak akan bersantai. Kami ingin menang dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya. Saya rasa memiliki empat motor pabrikan alih-alih tiga tidak begitu penting bagi performa pembalap resmi," ucap Dal’Igna.

Dapatkan Newsletter Resmi MotoGP™!
Buat akun sekarang untuk mengakses konten video, laporan hasil balapan, hingga Newsletter MotoGP™ serta informasi menarik lainnya.